Teknologi.id - Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, yang akrab disapa Danny, baru-baru ini mengumumkan rencana ambisius untuk mengganti seluruh jaringan internet di lorong-lorong permukiman dengan layanan internet satelit Starlink.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kehandalan dan kecepatan internet di wilayah ibu kota Sulawesi Selatan yang sering kali menghadapi masalah konektivitas. Namun, apakah penggunaan Starlink di perkotaan padat seperti Makassar efektif dan sesuai?
Menurut Danny, penggunaan Starlink di lorong-lorong pemukiman akan memberikan solusi atas keluhan warga tentang lambatnya jaringan internet saat ini. Dengan mengadopsi teknologi internet satelit dari SpaceX ini, ia berharap konektivitas internet di seluruh lorong-lorong Makassar akan lebih handal dan stabil.
Ini bukan hanya soal memperbaiki kecepatan internet, tetapi juga untuk memudahkan pemantauan aktivitas masyarakat melalui CCTV yang dapat diakses oleh semua warga yang tinggal di area tersebut.
Danny juga menambahkan bahwa penguatan jaringan internet ini bertujuan untuk mendukung perekonomian lokal, terutama bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan konektivitas yang lebih baik, UMKM di lorong-lorong dapat mengakses pasar yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Baca juga: Elon Musk Akan Buat Starlink 'Mini', Lebih Murah dan Mudah Dibawa
Tantangan dan Kritik terhadap Penggunaan Starlink
Meskipun ide tersebut tampak menjanjikan, sejumlah pihak mempertanyakan efektivitas Starlink di lingkungan perkotaan yang padat. Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, menyatakan bahwa internet satelit seperti Starlink menggunakan frekuensi tinggi yang sangat sensitif terhadap rintangan seperti pohon atau bangunan.
Di area perkotaan yang penuh dengan bangunan tinggi, ini bisa menjadi hambatan serius untuk memastikan koneksi yang stabil antara receiver atau antena dengan satelit.
Ririek menjelaskan bahwa receiver untuk layanan rumahan harus dipasang di atap rumah dan tidak terhalang oleh apapun agar dapat terhubung dengan baik ke satelit. Ini bisa menjadi tantangan besar di lingkungan yang padat seperti Makassar, di mana banyak bangunan dan pepohonan bisa mengganggu sinyal.
Selain itu, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Ridwan Effendi, juga berpendapat bahwa Starlink lebih cocok untuk daerah terpencil yang jauh dari menara Base Transceiver Station (BTS).
Di daerah perkotaan dengan densitas trafik telekomunikasi yang tinggi, jaringan seluler dan fiber optik dianggap lebih efisien dan memberikan kecepatan yang jauh labih tinggi dibandingkan dengan sistem satelit.
Alternatif Jaringan Terestrial
Jaringan terestrial, seperti jaringan seluler dan fiber optik, dinilai lebih sesuai untuk daerah padat penduduk seperti Makassar. Jaringan seluler dapat menangani densitas trafik yang tinggi, sedangkan fiber optik menawarkan kecepatan yang bisa mencapai ribuan Mbps, sesuatu yang sulit dicapai oleh sistem satelit.
Fiber optik, misalnya, mampu memberikan koneksi internet dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dan lebih stabil dibandingkan dengan internet satelit. Dengan infrastruktur yang sudah ada, peningkatan dan perluasan jaringan fiber optik bisa menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas internet di lorong-lorong Makassar.
Baca juga: Studi Terbaru Ungkap Internet Starlink Bikin Lapisan Ozon Makin Tipis
Potensi Manfaat Starlink
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Starlink memiliki potensi manfaat, terutama dalam hal menyediakan internet di daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan terestrial. Sistem komunikasi satelit bisa menjadi pelengkap yang efektif di daerah-daerah dengan karakteristik trafik rendah dan sulit diakses.
Dalam konteks Makassar, jika penerapan Starlink berhasil, hal ini bisa menjadi model bagi kota-kota lain yang menghadapi tantangan serupa dalam hal konektivitas internet. Teknologi ini bisa membantu mengatasi kesenjangan digital dan memberikan akses internet yang lebih merata bagi semua warga, termasuk mereka yang tinggal di daerah permukiman padat.
Rencana Wali Kota Makassar untuk menggantikan jaringan internet di lorong-lorong dengan layanan Starlink adalah langkah yang ambisius dan inovatif. Meskipun terdapat tantangan teknis dan kritik mengenai efektivitasnya di lingkungan perkotaan padat, potensi manfaat yang ditawarkan oleh Starlink tidak boleh diabaikan.
Namun, untuk memastikan keberhasilan inisiatif ini, penting bagi pemerintah kota untuk mempertimbangkan masukan dari para ahli dan melakukan uji coba yang komprehensif. Alternatif seperti peningkatan jaringan fiber optik dan seluler juga harus dieksplorasi untuk menemukan solusi yang paling efektif dan efisien bagi warga Makassar.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(bmm)