Pemanfaatan Internet di Desa Tertinggal Masih Belum Optimal Akibat Koneksi Internet

Bunga Melssa Maurelia . September 22, 2024
pemanfaatan internet di desa tertinggal
Sumber: Unsplash / Yannis H


Teknologi.id - Pemanfaatan internet di desa tertinggal, terutama dalam sektor pendidikan, masih jauh dari optimal. Meskipun internet menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam mendukung kemajuan pendidikan di berbagai wilayah, desa-desa tertinggal di Indonesia menghadapi banyak tantangan yang menghambat pemanfaatannya secara maksimal.

Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai kendala-kendala yang dihadapi serta bagaimana peran internet dapat ditingkatkan untuk mendukung kemajuan pendidikan di desa tertinggal.

Riset terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa pemanfaatan internet oleh siswa di desa tertinggal untuk tujuan pendidikan belum mencapai angka yang memuaskan.

Baca juga: Rekomendasi Provider Wifi Tercepat untuk Internet Kamu dan Keluarga di Rumah

Hanya 31% siswa yang menggunakan internet untuk mengakses sumber belajar tambahan seperti video pembelajaran, ebook, dan materi pembelajaran interaktif. Sisanya, 22% lainnya, hanya menggunakan internet untuk mencari informasi atau melakukan riset untuk tugas mereka.

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa potensi pemanfaatan internet untuk sektor pendidikan masih memiliki peluang besar untuk ditingkatkan. Internet bukan hanya tentang hiburan atau media sosial; seharusnya bisa menjadi alat penting bagi siswa untuk mendapatkan akses ke pendidikan yang lebih baik.

Namun, kendala yang dihadapi oleh siswa dan tenaga pendidik di desa-desa tertinggal menunjukkan bahwa pemanfaatan internet sebagai alat belajar masih jauh dari optimal.

Kendala Utama Pemanfaatan Internet

Tantangan terbesar yang dihadapi dalam pemanfaatan internet di desa tertinggal adalah kurangnya infrastruktur yang memadai. Menurut hasil survei APJII, 59,2% surveyor menyatakan bahwa koneksi internet yang tidak stabil menjadi salah satu kendala utama dalam memanfaatkan internet untuk pendidikan. Desa-desa tertinggal seringkali memiliki akses internet yang terbatas, dan ketika ada, kualitas koneksinya sering kali lambat dan tidak dapat diandalkan.

Selain itu, keterbatasan perangkat keras seperti komputer atau tablet juga menjadi hambatan utama. Sebanyak 12,5% dari responden melaporkan bahwa minimnya perangkat keras di sekolah menghambat pemanfaatan internet secara maksimal.

Ini menjadi masalah serius, mengingat di era digital ini, perangkat keras seperti komputer, tablet, dan smartphone menjadi pintu gerbang utama untuk mengakses konten pendidikan yang berkualitas.

Kendala lain yang sering dihadapi adalah kurangnya keterampilan digital baik di kalangan siswa maupun tenaga pendidik. Meskipun internet sudah tersedia, tidak semua orang di desa tertinggal memiliki keterampilan yang memadai untuk memanfaatkan teknologi digital.

Hanya 16% siswa dan pendidik di desa yang dapat menggunakan alat dan teknologi digital dengan baik. Ini menunjukkan perlunya pelatihan dan pengembangan keterampilan digital yang lebih intensif.

Peran Tenaga Pendidik dalam Pemanfaatan Internet

Tenaga pendidik memainkan peran kunci dalam pemanfaatan internet untuk mendukung pembelajaran di desa tertinggal. Berdasarkan survei APJII, sebanyak 48,4% guru yang disurvei merasa bahwa internet memudahkan mereka dalam mengakses informasi dan sumber belajar. Hal ini tentu saja menjadi keuntungan besar, karena akses ke informasi yang lebih luas dapat membantu guru dalam memberikan pengajaran yang lebih variatif dan relevan.

Namun, kendala teknis masih menjadi tantangan bagi 25,3% guru, yang merasa terbantu oleh internet tetapi masih mengalami hambatan dalam pemanfaatannya. Beberapa guru juga mengakui bahwa mereka menjadi lebih inovatif dalam metode pengajaran mereka setelah memanfaatkan internet, sebanyak 19,2% guru merasakan peningkatan dalam kreativitas mengajar.

Kendati demikian, masih ada 6% guru yang belum mampu memanfaatkan internet dengan baik, dan 1% dari mereka menghadapi kesulitan serius dalam menggunakan teknologi.

Pelatihan bagi tenaga pendidik di desa tertinggal menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan pemanfaatan internet. Menurut survei, hanya 18,5% tenaga didik yang telah mengikuti pelatihan dan pengembangan profesional secara online.

Jumlah ini masih terlalu rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan akan keterampilan digital yang diperlukan untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

Kontribusi Akses Internet BAKTI

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan akses internet di desa tertinggal adalah melalui program BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi). Program ini bertujuan untuk menyediakan akses internet di daerah-daerah terpencil dan tertinggal, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di desa-desa tersebut.

Namun, penilaian terhadap kontribusi akses internet BAKTI dalam meningkatkan kualitas pendidikan masih beragam. Menurut survei, sebanyak 39,2% perangkat desa merasa bahwa kontribusi akses internet BAKTI sudah mulai terlihat, meskipun masih ada beberapa area yang perlu diperbaiki.

Sebanyak 22,5% responden menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan hanya sedikit terlihat setelah adanya akses internet BAKTI, sementara 19,2% merasa ada peningkatan signifikan. Namun, ada pula 19,2% responden yang merasa bahwa tidak ada perubahan yang signifikan meskipun akses internet sudah tersedia.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun internet sudah tersedia, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi efektivitas penggunaannya, termasuk infrastruktur, ketersediaan perangkat, serta keterampilan dalam memanfaatkannya.

Baca juga: 5 Rekomendasi Platform untuk Mencari Penghasilan Tambahan, Modal HP dan Internet

Solusi untuk Meningkatkan Pemanfaatan Internet di Desa Tertinggal

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan internet di desa tertinggal, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Meningkatkan Infrastruktur Internet

Ketersediaan akses internet yang stabil dan cepat menjadi prioritas utama. Pemerintah dan penyedia layanan internet harus bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur di desa tertinggal.

2. Penyediaan Perangkat Keras

Pemerintah dan pihak swasta perlu berkolaborasi untuk menyediakan perangkat keras seperti komputer dan tablet untuk sekolah-sekolah di desa tertinggal. Ini akan memungkinkan siswa dan guru untuk mengakses internet dengan lebih mudah.

3. Pelatihan Keterampilan Digital

Tenaga pendidik dan siswa perlu mendapatkan pelatihan keterampilan digital secara berkala agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan maksimal. Program pelatihan ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di desa tertinggal.

4. Pengembangan Konten Pembelajaran Lokal

Selain infrastruktur, penting juga untuk mengembangkan konten pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Konten ini harus mudah diakses dan dipahami oleh siswa di desa tertinggal.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pemanfaatan internet di desa tertinggal dapat lebih optimal, sehingga sektor pendidikan dapat berkembang lebih baik dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Berita dan Artikel lain di Google News

(bmm)

Share :