Foto: Kompas.com
Teknologi.id - Hacker Bjorka yang sempat viral di Indonesia lantaran menjual data masyarakat Indonesia sosoknya belum juga terungkap meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah membentuk tim darurat.
Tim darurat yang dibentuk Jokowi terdiri dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polri.
Seperti yang dilansir dari Katadata.co.id, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi BSSN Irjen Pol. Dono Indarto mengatakan, penulusuran Bjorka diserahkan ke penegak hukum.
"Jadi apa yang muncul, isu, dan lainnya, sudah diserahkan kepada penegak hukum,' ujarnya di kantor Google Indonesia, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Patut Ditunggu! Fitur Blur Terbaru Whatsapp untuk Perlindungan Privasi
Indarto juga menerangkan pemerintah masih mengkaji data yang dicuri oleh Bjorka.
"Banyak sekali data yang bersifat umum, sehingga kami belum bisa mengatakan ini kebocoran data," ucapnya.
Sedangkan Bjorka sendiri sempat mengunggah 1,3 miliar data kartu SIM ponsel warga Indonesia. Indarto tidak memberikan komentar apakah ini dikategorikan sebagai data penting atau bukan.
Ia hanya menyampaikan kalau instansi yang berhak melihat data yang diunggah oleh Bjorka adalah kepolisian.
Indarto menegaskan, BSSN hanya bertugas memonitor serangan siber selama 24 jam.
Baca juga: Alasan Ilmiah Kenapa Sih, Nyamuk Suka Milih Orang Kalo Mau Gigit?
"Banyak sekali anomali traffic setiap hari. Dalam satu tahun lebih kurang satu miliar," ungkapnya.
Sebelum itu, sejumlah media melaporkan bahwa kepolisian pada 14 September 2022 lalu mengamankan pemuda berinisal MAH (21) yang terduga sebagai Bjorka. MAH mengaku bahwa dia hanya menjual akun Telegram yang bernama Bjorkanism yang dibeli oleh seorang yang mengaku sebagai Bjorka.
Namun belakangan, media-media melaporkan bahwa MAH menjual ponselnya kepada polisi dan diberi ganti rugi Rp5 juta.
(arm)