Teknologi.id - Intel melakukan PHK besar-besaran terhadap kurang lebih 15.000 karyawannya sebagai bagian dari rencana besar perusahaan untuk mengurangi pengeluaran sebesar $10 miliar pada tahun 2025. Langkah ini diambil menyusul laporan keuangan kuartal kedua yang mengecewakan dan prospek bisnis yang kurang menggembirakan.
CEO Intel, Pat Gelsinger, dalam memonya menjelaskan, "Pendapatan kami tidak tumbuh sesuai harapan — dan kami belum sepenuhnya memanfaatkan tren-tren kuat seperti AI. Biaya kami terlalu tinggi, margin kami terlalu rendah. Kami membutuhkan tindakan yang lebih berani untuk mengatasi keduanya — terutama mengingat hasil keuangan kami dan prospek untuk paruh kedua tahun 2024, yang lebih sulit dari yang diperkirakan sebelumnya."
Baca juga: PHK Massal di Industri Teknologi: Masihkah Ada Peluang Kerja ?
Tantangan Intel di Era AI
Intel, yang pernah memimpin revolusi industri teknologi dengan chip CPU sekitar 25 tahun lalu, tampaknya kesulitan untuk beradaptasi dengan gelombang komputasi terbaru, terutama di bidang smartphone dan kecerdasan buatan (AI). Gelsinger mengungkapkan bahwa pendapatan tahunan Intel turun $24 miliar antara tahun 2020 dan 2023, meskipun jumlah karyawannya bertambah 10% dalam periode yang sama.
Kontras dengan perusahaan chip lainnya yang mengalami lonjakan pendapatan dan valuasi selama boom AI, Intel justru mencatat penurunan pendapatan sebesar 1% pada kuartal kedua dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan mengaitkan kerugian ini dengan tekanan margin kotor terkait produk AI PC mereka.
Selain PHK, Intel juga akan menawarkan program "pengunduran diri sukarela" kepada karyawan mulai minggu depan. Perusahaan juga akan mengumumkan tawaran pensiun yang ditingkatkan untuk karyawan yang memenuhi syarat.
Sebagai langkah penghematan tambahan, Intel berencana untuk menangguhkan dividen pemegang saham mulai kuartal keempat tahun 2024.
Baca Juga: Induk ChatGPT, OpenAI Diprediksi Terancam Bangkrut Tahun Ini
Meskipun menghadapi tantangan berat, Intel tetap optimis dapat melakukan perubahan yang diperlukan untuk kembali ke jalur pertumbuhan. Namun, perusahaan mengantisipasi tren yang "lebih menantang" di paruh kedua tahun ini dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Langkah-langkah yang diambil Intel ini mencerminkan perubahan dramatis dalam lanskap industri teknologi, di mana kemampuan beradaptasi dengan tren seperti AI menjadi kunci keberhasilan. Akan menarik untuk melihat bagaimana Intel akan menavigasi tantangan ini dan berupaya mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri semiconductor global.