Garuda Dinyatakan Bangkrut, Catat Rekor Kerugian Fantastis

Fabian Pratama Kusumah . November 11, 2021

Foto: Garuda

Teknologi.id - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjabarkan kondisi keuangan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dalam Rapat Kerja Menteri BUMN dengan Komisi VI pada awal pekan ini.

Dia menyebutkan kondisi Garuda sebetulnya secara teknikal bangkrut alias technically bankrupt. Hal ini lantaran ekuitas Garuda sudah negatif hingga US$2,8 miliar atau sekitar Rp40 triliun.

 "Pandemi memperburuk kondisi Garuda Indonesia dengan tambahan utang US$ 100-150 juta atau Rp1,5-2 triliun setiap bulannya," kata Wamen BUMN Kartika, dikutip dari kanal Youtube resmi DPR.

Artinya, perusahaan memiliki utang yang lebih besar ketimbang asetnya. Saat ini liabilitas atau kewajiban Garuda Indonesia mencapai 9,8 miliar dollar AS, sedangkan asetnya hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS.

"Neraca Garuda sekarang mengalami negatif ekuitas 2,8 miliar dollar AS, ini rekor. Dulu rekornya dipegang Jiwasraya, sekarang sudah disalip Garuda," imbuhnya.

Ia menjelaskan, liabilitas Garuda Indonesia mayoritas berasal dari utang kepada lessor yang nilainya mencapai 6,35 miliar dolar AS.

Selebihnya ada utang ke bank sekitar 967 juta dolar AS, dan utang dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA sebesar 630 juta dolar AS.

Kartika mengatakan, ada dua aspek yang membuat kondisi Garuda seperti sekarang ini. Pertama, tata kelola perusahaan yang buruk.

"Kita mengetahui sudah, kasus korupsi yang sudah diputuskan KPK," katanya. "Dan ini juga menyebabkan kontrak-kontrak dengan lessor Garuda ini cukup tinggi dibandingkan dengan airline-airline lain,”

“Bahkan, data dari Bloomberg menyampaikan bahwa kalau kita bandingkan rental cost dibandingkan revenue-nya Garuda masuk yang terbesar,”

“Aircraft rental cost dibagi revenue mencapai 24,7%, empat kali lipat dari global average," terangnya.

Baca juga: Terus Merugi, Maskapai Pelita Air akan Gantikan Garuda?

Selain itu, kinerja Garuda terkena dampak pandemi Covid-19. Sebab, mobilitas masyarakat terbatas. Dengan demikian terjawab pertanyaan masyarakat terkait benarkah Garuda bangkrut.

Meski demikian, Kartika menyampaikan bahwa Kementerian BUMN tengah berupaya untuk menyelesaikan masalah itu dengan melakukan restrukturisasi secara masif dan transformasi bisnis Garuda Indonesia.

Ke depan, Garuda Indonesia akan fokus pada rute-rute yang menguntungkan, terutama di penerbangan domestik.

Selain itu, Garuda Indonesia melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat-pesawat yang akan digunakan perseroan kedepannya agar biaya sewa sesuai pasar saat ini.

Serta, perseroan akan mendorong peningkatan pendapatan dari kargo dan ancillary.

(fpk)

Share :