Teknologi.id - Dalam era perkembangan karier
yang dinamis ini, Generasi Z menunjukkan sikap yang unik terkait kesejahteraan
di tempat kerja. Riset terbaru dari HP Work Relationship Index dan Lifesum
mengungkapkan bahwa sebagian besar Generasi Z lebih memilih untuk turun gaji di
tempat kerja baru daripada menetap di kantor yang memiliki budaya kerja toxic.
Kesediaan Gen Z untuk Rela Kurang Gaji
Menurut HP Work Relationship
Index, 91 persen pekerja intelektual, terutama dari kalangan Generasi Z dan
milenial, bersedia mengorbankan sebagian gaji untuk menciptakan hubungan kerja
yang lebih sehat. Hal ini sejalan dengan temuan Lifesum, yang menunjukkan bahwa
budaya kerja yang toxic dapat menjadi pemicu bagi Generasi Z untuk
meninggalkan pekerjaan mereka, dengan 48 persen dari mereka menyatakan kesiapan
untuk meninggalkan pekerjaan saat ini demi mendapatkan lingkungan yang lebih
mendukung kesejahteraan mereka.
Seiring dengan tren ini, data
menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki sikap yang luar biasa dalam menghadapi
pengorbanan finansial demi kesejahteraan dan kebahagiaan di tempat kerja.
Sebanyak 55 persen dari Generasi Z menyatakan kesiapan mereka untuk menerima
gaji yang lebih rendah jika itu berarti bekerja di lingkungan yang lebih sehat
dan mendukung.
Pentingnya Keseimbangan WFH-WFO
Pentingnya keseimbangan antara bekerja dari rumah (WFH) dan bekerja dari kantor (WFO) menjadi sorotan kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang memadai. HP menerapkan model kerja hybrid dengan setidaknya 2 hari kerja dari kantor untuk memastikan keterhubungan antar karyawan dan efektivitas tetap terjaga.
Hal ini memberikan keleluasaan
kepada karyawan untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional, sesuai
dengan kebijakan perusahaan yang mendukung keseimbangan tersebut.
Reward untuk Karyawan Adalah Hal yang Baik
Terkait reward, Lifesum
menekankan bahwa pengakuan atas kinerja karyawan memiliki dampak positif pada
kesejahteraan mereka. Merayakan pencapaian tim atau individu, baik dalam meraih
kesepakatan atau mendapatkan penghargaan eksternal, dapat menjadi motivasi
besar bagi Generasi Z.
Wesleigh Roeca, Direktur Kesejahteraan Kerja Lifesum, menyarankan bahwa reward tidak hanya terkait dengan pencapaian bisnis, tetapi juga mencakup dukungan terhadap aspek kesejahteraan karyawan.
Memberikan waktu ekstra untuk beristirahat atau
menyelesaikan urusan pribadi menjadi bentuk reward yang dapat meningkatkan
kepuasan dan motivasi karyawan.
Oleh karena itu, perusahaan diharapkan untuk lebih memahami nilai-nilai dan prioritas Generasi Z, termasuk keinginan mereka untuk menghindari lingkungan kerja yang toxic. Dengan menciptakan budaya kerja yang mendukung kesejahteraan, memperhatikan keseimbangan antara WFH dan WFO, serta memberikan reward yang holistik, perusahaan dapat membangun lingkungan kerja yang tidak hanya produktif tetapi juga mendukung pertumbuhan dan kepuasan karyawan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(tqhf)