Foto: VOA Editorials
Teknologi.id – Kondisi di Rusia-Ukraina
kini semakin panas dan kacau setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Ukraina Timur.
Analis menilai akibat perang
antara Rusia dan Ukraina akan mengganggu
rantai pasokan pangan.
Eskalasi konflik antara Rusia dan
Ukraina akan berdampak negatif terhadap rantai pasokan komoditas lunak seperti jagung, gandum, barley dan lain-lain.
Rusia adalah pengekspor gandum
utama dunia. Ditambah dengan Ukraina, kedua negara ini menyumbang sekitar 29% dari pasar ekspor gandum dunia.
Selain itu, juga terhadap rantai
pasokan komoditas logam seperti tembaga
dan nikel.
"Kami percaya gangguan dalam
rantai pasokan komoditas lunak kemungkinan akan mendongkrak harga pangan,"
ujar Natalia Sutanto, analis BRI Danareksa Sekuritas, dikutip dari CNBC
Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Luar
Negeri Teuku Faizasyah mengatakan,
serangan militer Rusia ke Ukraina akan berdampak terhadap Indonesia, terutama
dari sektor perdagangan dengan kedua negara.
"Pengaruhnya tidak hanya
dirasakan di kawasan tersebut, di Eropa, tetapi juga di kawasan lain. Kita akan
terdampak dalam konteks aliran perdagangan," kata Faizasyah dalam press
briefing yang dilakukan secara daring.
Selain itu ia mengatakan, perang
antara Rusia dan Ukraina juga berdampak pada aliran pergerakan manusia di Ukraina dan sekitarnya.
Faizasyah pun mengatakan,
Indonesia memiliki hubungan kedekatan baik dengan Ukraina dan Rusia. Kedekatan
tersebut terbentuk baik kaitannya dengan hubungan perdagangan hingga investasi.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Meletus, Ini Dia Awal Mula Penyebabnya
Dia mengatakan, Indonesia akan
terus mendorong Rusia dan Ukraina untuk menggunakan cara-cara damai dalam
menyelesaikan konflik.
Selain melakukan kontak langsung
dengan Rusia, Indonesia juga menyampaikan pendapat kepada negara sahabat.
Presiden Joko Widodo pada hari Kamis
24 Februari mengatakan untuk berhenti perang karena akan menyengsarakan umat
manusia dan membahayakan dunia.
Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia.
“Setop perang. Perang itu
menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” tulis Jokowi
(fpk)