Foto: New York Post
Teknologi.id – Sama seperti dunia nyata, pada metaverse juga harus membayar
untuk mendapatkan tanah, rumah ataupun properti.
Harga properti di metaverse
beragam, dari jutaan hingga ratusan juta
rupiah. Alasan membeli properti atau tanah di metaverse beragam.
Salah satunya Christie, seorang pensiunan guru
sekolah di Perth, membayar lebih dari AU$1.000,
atau lebih dari Rp10 juta untuk
membeli sebuah penthouse virtual di lokasi bernama Uphoria.
"Visi untuk penthouse in,
selain untuk menggelar pertemuan-pertemuan lewat Zoom, juga untuk bergabung
dengan saya di sana melalui link (tautan) yang saya kirim," katanya,
dikutip dari ABC.
"Jadi kalau pun hanya untuk
pertemuan Zoom, tetap bisa dilakukan
lebih keren."
Lisa, yang menjalankan bisnis konsultasi di Sydney, dan suaminya,
seorang pegawai negeri, mengaku sudah menghabiskan "jumlah uang yang
signifikan" untuk membeli beberapa bidang tanah virtual di metaverse yang
disebut TCG World.
"Kami sedang mencari tanah
untuk anak-anak. Saya melihatnya ini benar-benar menjadi peluang penghasil uang."
Mereka berencana untuk
mendapatkan mata uang lewat game
melalui aktivitas yang bisa menghasilkan uang.
Seperti menambang koin, berburu
karakter virtual, selain juga ia memiliki visi untuk mengatur kencan virtual
serta memberikan layanan transportasi dan sekolah memasak.
Baca juga: Bisakah Ibadah Haji Pakai Metaverse? Ini Kata Kemenag Turki
'Real estate' virtual saat ini
sedang 'booming', tahun lalu penjualannya mencapai AU$500 juta (sekitar Rp5 triliun)
dan diprediksi nilainya akan berlipat ganda pada tahun 2022.
Namun, meski saat ini tren sedang
meningkat, beberapa pihak memperingatkan jika tanah dan properti virtual
hanyalah bentuk dari skema piramida lainnya.
Yang didorong oleh spekulasi tak
berdasar sehingga investasi ini bisa
mengalami kegagalan dan banyak orang yang akan kehilangan uang mereka.
(fpk)