Begini yang Terjadi Jika Terinfeksi 2 Varian COVID Sekaligus

Fabian Pratama Kusumah . March 08, 2021

Foto: Kompas

Teknologi.id – Di negara Brasil terdapat para ilmuwan yang baru-baru ini melaporkan ada dua pasien yang secara bersamaan terinfeksi dua varian SARS-CoV-2 berbeda.

Koinfeksi virus penyebab COVID-19 tampaknya tidak berpengaruh pada tingkat keparahan penyakit pasien.

Dikutip Detik dari Science Alert hari Senin 08 Maret 2021, keduanya sembuh tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

Meski ini adalah salah satu dari sedikit kasus yang tercatat dengan SARS-CoV-2, para ilmuwan telah mengamati infeksi dengan beberapa jenis virus pernapasan lain seperti influenza.

Baca juga: Cara Daftar Vaksinasi Drive Thru Melalui Aplikasi Halodoc

Studi ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana virus ini dapat berinteraksi pada orang yang terinfeksi, dan apakah hal tersebut akan menghasilkan varian yang baru.

Virus sangat mudah untuk berevolusi, dia terus bermutasi dan menciptakan varian baru dengan setiap siklus replikasi.

Tekanan selektif dalam tubuh inang, seperti respons imun kita, juga mendorong adaptasi ini. Sebagian besar mutasi ini tidak akan berdampak signifikan pada virus.

Meskipun begitu, mutasi memberi keuntungan pada virus, misalnya dengan meningkatkan kemampuannya untuk mereplikasi atau menghindari sistem kekebalan.

Baca juga: Skor Terlalu Tinggi, Elon Musk Muda Pernah Disuruh Tes Ulang

Inilah yang menjadi perhatian dan perlu dipantau secara ketat. Terjadinya mutasi ini tergantung pada mesin replikasi yang rawan kesalahan yang digunakan virus.

Virus RNA seperti influenza dan hepatitis C, menghasilkan kesalahan dalam jumlah yang relatif besar setiap kali bereplikasi.

Ini menciptakan "spesies semu" dari populasi virus. Wujudnya seperti sekumpulan virus, namun masing-masing dengan urutan yang terkait tetapi tidak identik.

Interaksi dengan sel inang dan sistem kekebalan menentukan frekuensi relatif dari varian individu. Varian yang hidup berdampingan ini dapat memengaruhi bagaimana penyakit berkembang atau seberapa baik pengobatan bekerja.

Dibandingkan dengan virus RNA lainnya, virus Corona memiliki tingkat mutasi yang lebih rendah. Ini karena mereka dilengkapi dengan mekanisme proofreading yang dapat memperbaiki beberapa kesalahan yang terjadi selama replikasi.

Meski demikian, terdapat bukti keragaman genetik virus pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2.

Baca juga: Waspada, Ada 7 Varian Mutasi Corona Baru yang Ditemukan

Deteksi beberapa varian pada seseorang bisa jadi merupakan hasil dari koinfeksi oleh varian yang berbeda, atau generasi mutasi pada pasien setelah infeksi awal.

Salah satu cara untuk membedakan kedua skenario ini adalah dengan membandingkan urutan varian yang beredar dalam populasi dengan yang ada pada pasien.

Dalam penelitian di Brasil yang disebutkan di atas, varian yang diidentifikasi sesuai dengan garis keturunan berbeda yang sebelumnya telah terdeteksi dalam populasi, menyiratkan koinfeksi oleh dua varian.

Bukti sejauh ini tidak menunjukkan bahwa infeksi dengan lebih dari satu varian menyebabkan penyakit yang lebih parah. Meskipun bisa terjadi, sangat sedikit kasus koinfeksi yang dilaporkan.

(fpk)

Share :