AI Cetak 50 Miliarder Baru di 2025, Kekayaan Global Berubah Drastis

Yasmin Najla Alfarisi . December 31, 2025

Foto: Teknologi.id/ Yasmin Najla Alfarisi

Teknologi.id -  Tahun 2025 merupakan era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/ AI). Meskipun AI merupakan topik besar sejak tahun lalu, sekarang AI berevolusi menjadi mesin pembuat kekayaan. Menurut laporan terkini dari Forbes, perluasan cepat dari insrastruktur, model, dan aplikasi AI melahirkan lebih dari 50 miliarder baru di tahun ini saja. Banyak investor menuangkan lebih dari $200 miliar (sekitar Rp3,3 kuadriliun) ke sektor ini, dengan startup AI meraih 50% dari total pendanaan global.

Wajah Baru Kekayaan: Deretan Pengusaha AI

Jajaran orang-orang terkaya di dunia mengalami perubahan. Pada Desember 2025, Forbes mencatat 71 miliarder di bawah usia 40 tahun yang sukses berkat usahanya sendiri. Hal ini sama dengan rekor sepanjang masa tahun 2021. Bedanya dari dekade sebelumnya yang didominasi media sosial dan e-commerce, elit muda sekarang membangun keuntungannya dari AI, fintech (financial technology/ teknologi keuangan), dan kripto.

Foto: sina

Terobosan bersejarah terjadi tahun ini saat Edwin Chen, pendiri Surge AI yang berusia 37 tahun, menjadi pendatang baru terkaya di daftar Forbes 400. Dengan perkiraan kekayaan bersih sebanyak $18 miliar (sekitar Rp300 triliun) menggantikan Mark Zuckerberg sebagai simbol kekayaan penggiat teknologi muda. Luar biasanya lagi, Chen membangun Surge AI dalam waktu kurang dari lima tahun tanpa dukungan modal usaha, melayani perusahaan raksasa seperti Google, Meta, dan Microsoft.

Menembus Rekor: Para Miliarder Termuda Sepanjang Masa

Cepatnya membangun kekayaan di era AI belum pernah terjadi sebelumnya. Pada Oktober 2025, para pendiri startup perekrutan AI, Mercor: Brendan Foody, Adarsh Hiremath, dan Surya Midha, menjadi miliarder self-made termuda sepanjang masa di usia 22 tahun. Dengan kekataan bersih masing-masing senilai $2,2 miliar (sekitar Rp 36,7 triliun), mereka berhasil melewati rekor lama Mark Zuckerberg yang menjadi miliarder di usia 23 tahun.

Miliarder muda lain yang patut diperhatikan adalah Lucy Guo (31), salah satu pendiri Scale AI, yang sempat menjadi miliarder wanita termuda di dunia yang sukses berkat usahanya sendiri dengan kekayaan bersih sebesar $1,4 miliar (sekitar Rp23 triliun). Walaupun posisinya tergeser oleh Luana Lopes Lara dari Kalshi, keberhasilannya menunjukkan keikutsertaan wanita dalam industri teknologi yang berisiko tinggi.

Baca juga: Pecahkan Rekor Dunia! Harta Elon Musk Tembus Rp12.500 Triliun

Investasi Besar dan Infrastruktur

Kekayaannya tidak hanya berasal dari software, namun juga berasal dari "building blocks (unsur dasar)" AI. Proyek pusat data besar, seperti proyek Stargate senilai $500 miliar (sekitar Rp8.346 triliun) yang diumumkan OpenAI, SoftBank, dan Oracle, telah menciptakan selera tinggi terhadap hardware.

Ledakan infrastruktur ini melahirkan lusinan miliarder dari perusahaan seperti Astera Labs (semikonduktor), CoreWeave (komputasi cloud), dan ISU Petasys (pembuat chip Korea). Di sisi lain, raksasa reknologi seperti Meta, Alphabet, dan Microsoft masing-masing berkomitmen lebih dari $65 miliar (sekitar Rp 1.084 triliun) untuk infrastruktur AI di tahun ini saja agar tetap unggul.

AI di Lingkungan Kerja dan Coding

Penggunaan AI sehari-hari juga melambung tinggi. Berdasarkan Gallup penggunaan AI dalam dunia kerja mingguan melonjak dari 11% di 2023 ke 23% di 2025. Dalam dunia perkembangan software, dampaknya lebih terlihat. CEO Microsoft, Satya Nadella, yang juga miliarder baru tahun ini, mengungkap bahwa 40% program Microsoft sekarang ditulis AI.

Perubahan ini membawa perusahaan seperti Anysphere (pembuat alat coding Cursor) hingga $29 miliar (sekitar Rp484 triliun), membuat keempat pendirinya miliarder dalam waktu satu malam. Serupa dengan itu, startup audio AI ElevenLabs mencapai nilai $6,6 miliar (sekitar Rp110 triliun), menjadikan pendirinya Mati staniszewski dan Piotr Dabkowski menjadi miliarder karena model human-sounding mereka digunakan perusahaan besar untuk customer service.

Baca juga: OpenAI: ChatGPT Enterprise Bantu Karyawan Hemat Hingga 1 Jam Kerja per Hari

Miliarder Terkemuka AI 2025

Menurut Forbes, berikut adalah para tokoh terkenal yang mendapatkan statur miliarder melalui AI tahun ini:

  • Edwin Chen (Surge AI): $18 miliar (sekitar Rp300 triliun)
  • Bret Taylor & Clay Bavor (Sierra): masing-masing $2.5 miliar (sekitar Rp41 triliun)
  • Brendan Foody, Adarsh Hiremath & Surya Midha (Mercor): masing-masing $2.2 miliar (sekitar Rp36 triliun)
  • Anton Osika & Fabian Hedin (Lovable): masing-masing $1.6 miliar (sekitar Rp26 triliun)
  • Lucy Guo (Scale AI): $1.4 billion (sekitar Rp23 triliun)
  • Michael Truell, Aman Sanger, Sualeh Asif & Arvid Lunnemark (Cursor): masing-masing $1.3 miliar (sekitar Rp21 triliun)
  • Mati Staniszewski & Piotr Dabkowski (ElevenLabs): masing-masing $1.1 miliar (sekitar Rp18 triliun)

Masa Depan Era Ekonomi AI

"Tambang Emas" AI di tahun 2025 sudah mengubah ekonomi global secara permanen. Walau bintang-bintang mapan seperti Taylor Swift dan Rihanna tetap kaya, mereka tidak masuk ke daftar 40 miliarder teratas tahun ini karena keuntungannya dilampaui pertumbuhan pendiri AI. Selagi AI terus berintegrasi ke setiap relung kehidupan kita, AI tetap menjadi mesin penggerak perubahan ekonomi dan kekayaan pribadi dalam sejarah modern, yang membuktikan bahwa teknologi dapat mengubah bentuk kekayaan global dalam waktu singkat.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Share :