Foto: Line Pay
Teknologi.id – Sekitar 133
ribu data pengguna aplikasi pembayaran Line Pay bocor. Pihak perusahaan telah mengakui
kasus tersebut.
Data yang bocor adalah jumlah pembayaran, tanggal dan waktu selama
kampanye promosi yang diadakan dari Desember 2020 hingga April 2021.
Untungnya informasi yang bocor tidak menyertakan data sesi seperti nama
pengguna, alamat atau nomor kartu kredit.
Kebocoran itu mencakup lebih dari
51 ribu pengguna Jepang dan hampir 82 ribu pengguna Taiwan dan Thailand.
Informasi tersebut telah dihapus.
Line juga telah buka suara soal masalah ini dan mengatakan pengguna telah
diberitahu.
Dilansir dari Radio Taiwan
International, kebocoran data kali ini diduga
disebabkan kekeliruan karyawan saat hendak melakukan survei lapangan.
Dengan tidak sengaja mengunggah data-data akun pengguna ke situs
hosting GitHub yang digunakan oleh pengembang perangkat lunak.
Sehingga informasi tersebut bisa dilihat oleh publik mulai
12 September hingga 24 November 2021.
Meskipun sejauh ini tidak ada kerugian dari kebocoran data yang dilaporkan, ada kemungkinan untuk mengidentifikasi pengguna melalui analisis khusus.
Baca juga: FBI Tetap Bisa Intip Chat WhatsApp & Telegram Meski Terenkripsi?
Sehingga pihak Line juga mengingatkan
penggunanya untuk berhati-hati. Terutama jika mereka menerima pesan
mencurigakan yang bisa jadi modus penipuan.
Atas kasus ini, Line Pay sudah
meminta maaf khususnya kepada para penggunanya.
"Kami meminta maaf karena
menyebabkan masalah dan kekhawatiran besar," kata Line Pay dalam sebuah
pernyataan.
Line Pay sendiri merupakan
layanan yang dapat saling mengirim uang, melakukan pembelian online, atau
membayar di toko dan restoran.
(fpk)