Foto: Laman Resmi RI
Teknologi.id - Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
mengumumkan nama baru untuk varian virus corona SARS-CoV-2 yang terdeteksi di
berbagai negara.
Penggunaan nama tersebut dibuat
sesuai dengan alfabet Yunani dengan tujuan agar tidak membuat bingung para
masyarakat dengan berbagai macam kode virus yang sebelumnya telah beredar.
"Mengingat peningkatan
transmisibilitas, varian Delta akan dengan cepat mengungguli varian lain (virus
corona baru)," kata WHO dikutip Kontan dari Pembaruan Epidemiologi
Mingguan COVID-19 yang terbit hari Selasa 29 Juni 2021.
Hingga 29 Juni, WHO menyebutkan, sebanyak 96 negara telah melaporkan kasus varian Delta. Dan, sejumlah negara menghubungkan lonjakan infeksi dan rawat inap dengan varian yang sangat menular ini.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Tanpa Disuntik Mulai Diuji Coba, Tertarik?
Sementara kasus varian Alpha,
menurut WHO, telah dilaporkan di 172 negara atau wilayah, bertambah 2 negara
dalam seminggu terakhir.
Kasus varian Beta terdeteksi di
120 negara, tambah satu negara. Lalu, kasus varian Gamma ada di 72 negara,
bertambah satu negara.
Berikut varian baru virus corona
yang WHO tetapkan sebagai VoC dan VoI:
Variants of concern (VoC)
- Alpha atau B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris
- Beta atau B.1.351 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan
- Gamma atau P.1 pertama kali ditemukan di Brasil
- Delta atau B.1.617.2 pertama kali ditemukan di India
Variants of interest (VoI)
- Epsilon atau B.1.427/B.1.429 pertama kali ditemukan di Amerika Serikat
- Zeta atau P.2 pertama kali ditemukan di Brasil
- Eta atau B.1.525 pertama kali ditemukan di sejumlah negara
- Theta atau P.3 pertama kali ditemukan di Filipina
- Iota atau B.1.526 pertama kali ditemukan di Amerika Serikat
- Kappa atau B.1.617.1 pertama kali ditemukan di India
- Lambda atau C.37 pertama kali ditemukan di Peru
(fpk)