Foto: Gavi
Teknologi.id - Perusahaan vaksin asal AS Novavax mengumumkan bahwa
mereka telah menyelesaikan uji coba kemanjuran vaksin Covid-19 buatannya.
Hasilnya vaksin mereka sangat
efektif memblokir terjadinya penyakit parah sepenuhnya, dan tampaknya bekerja
melawan beberapa varian virus yang lebih baru untuk berkembang.
Novavax menyebutkan perusahaannya
dapat menghasilkan 150 juta dosis per bulan hingga akhir tahun, dan vaksin
mereka stabil jika disimpan dengan pendingin normal, sehingga memainkan peran besar
dalam upaya pemberian vaksin.
Sejauh ini, warga AS memiliki dua
pilihan vaksin yaitu berbasis RNA (ribonukleat acid) seperti yang ditawarkan
Moderna dan Pfizer/BioNTech.
Sedangkan yang lain menggunakan vaksin berdasarkan virus tidak berbahaya yang direkayasa untuk membawa spike protein (yang berbentuk seperti paku-paku yang menancap pada permukaan) virus Corona, seperti yang digunakan dalam vaksin Johnson & Johnson, AstraZeneca dan Sputnik.
Baca juga: Terawan Yakin Vaksin Nusantara Hentikan Pandemi Covid-19
Vaksin Novavax, sepenuhnya
menggunakan teknologi yang sama sekali berbeda. Produksi vaksin dimulai dengan
mengidentifikasi gen kunci dari patogen yang diinginkan, dalam hal ini spike
protein SARS-CoV-2 dan memasukkannya ke dalam virus yang menginfeksi sel
serangga.
Sel serangga dapat dengan mudah
ditumbuhkan dalam kultur, dan mereka memproses protein apa pun yang mereka buat
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan sel manusia.
Pemrosesan ini dapat melibatkan
gula yang menghubungkan secara kimia atau memotong bagian protein yang
berlebihan.
Aktivitas ini memastikan bahwa protein yang
dimurnikan akan identik secara kimiawi dengan spike protein yang ditemukan pada
permukaan virus SARS-CoV-2 itu sendiri.
Deskripsi perusahaan tentang
pengembangan vaksin dari sini memang agak kabur. Tetapi tampaknya vaksin
membangun kompleks protein besar yang mencakup banyak salinan spike protein.
Jadi, alih-alih dibuat dari
salinan individu spike protein yang tersebar, vaksin terdiri dari sejumlah
kecil kompleks besar yang memiliki banyak salinan spike.
Kompleks ini dapat digambarkan sebagai nanopartikel dan memiliki skala yang serupa dengan virus yang sebenarnya, sehingga secara hipotetis meningkatkan respons sistem kekebalan.
Baca juga: Varian Corona Delta di Jakarta Hingga Kudus Berbahaya?
Selain itu, Novavax mencampurkan
molekul yang disebut "adjuvant". Bahan kimia ini tidak terkait dengan
protein yang menciptakan respons imun, tetapi tampaknya meningkatkan respons
terlepas dari itu.
Seperti beberapa vaksin lainnya,
penawaran Novavax, NVX-CoV2373, diberikan dalam dua dosis terpisah dalam jarak
waktu beberapa minggu.
Berbeda dengan vaksin RNA, vaksin
ini dapat disimpan di lemari es biasa, sehingga dapat digunakan di lokasi yang
tidak memiliki infrastruktur kesehatan masyarakat yang kuat.
Dan karena bergantung pada
teknologi yang sangat berbeda, seharusnya vaksin Novavax tidak bersaing
langsung dengan vaksin lain untuk sebagian besar bahan mentahnya.
Dikutip dari Detik hari Rabu 16 Juni 2021, uji klinis perusahaan
mendaftarkan hampir 30.000 orang di AS dan Meksiko, dengan dua kali lebih
banyak yang berpartisipasi dalam kelompok eksperimen dibandingkan dengan yang
terkontrol.
Ada 77 infeksi SARS-CoV-2 yang
dikonfirmasi, dengan 63 di antaranya terjadi pada kelompok plasebo. Artinya,
persentase kemanjuran vaksin ini 90%.
(fpk)