HTC VIVE Eagle: Kacamata Canggih yang Bebaskan Pilih AI dan Pas di Wajah Asia

Yasmin Najla Alfarisi . December 23, 2025

Foto: VIVE

Teknologi.id -  Dunia teknologi perangkat wearable sedang panas-panasnya. Di saat Ray-Ban milik Meta yang terkenal untuk kacamata pintar multifungsi, dan Xiaomi yang baru-baru ini merilis alternatif terjangkau dengan ketahanan baterai yang lebih lama, kini pesaing baru muncul. HTC, raksasa teknologi dari Taiwan, secara resmi memasuki arena smart glasses dengan HTC VIVE Eagle. Kacamata pintar baru ini menggabungkan teknologi canggih Artificial Intelligence (AI) dengan desain modis yang bertujuan untuk penggunaan sehari-hari.

Fokus Desain yang "Cocok untuk Penduduk Asia"

Foto: HTC

Visi HTC mengenai VIVE Eagle adalah untuk membuat sebuah perangkat yang terasa natural saat dipakai layaknya kacamata biasa. Senior VP (Vice President/Wakil Presiden)  HTC, Charles Huang menjelaskan kalau produk ini memiliki keseimbangan antara estetika high-fashion dengan pengalaman pengguna (user experience) yang imersif, sebagaimana merek VIVE dikenal.

Untuk memastikan kenyamanan, kacamata ini memiliki fitur bantalan hidung (nose pads) yang dapat disesuaikan dan rangka (frame) ergonomis. Menariknya, HTC merancang kacamata ini khusus dengan memikirkan "Asian fit (cocok untuk penduduk Asia)". Hal ini dilakukan karena banyaknya keluhan bahwa banyak kacamata pintar di pasaran berpatok pada standar ukuran barat, yang mana bisa membuat pengguna di Asia tidak nyaman. Untuk menambahkan kesan premium, HTC berkolaborasi dengan ZEISS untuk memasukkan lensa khusus yang menawarkan perlindungan UV tanpa mengorbankan kejelasan visual.

Menawarkan Platform Terbuka untuk AI

Foto: VIVE

Salah satu fitur terbesarnya yang membedakan VIVE Eagle dari Meta atau Xiaomi adalah pendekatan "open platform (platform terbuka)"-nya. Saat Meta terbatas hanya pada Meta AI, HTC mengizinkan pengguna untuk memilih model AI pilihan mereka.

VIVE Eagle terintegrasi dengan asisten suara VIVE AI, yang dapat memberikan layanan baik dari OpenAI dan Gemini milik Google. Melalui perintah sederhana, pengguna dapat:

  • Memotret foto menggunakan kamera depan ultra-wide 12MP.
  • Menerjemahkan 13 bahasa yang berbeda secara real-time.
  • Mengatur pengingat (reminder) dan mengelola tugas harian.

HTC memilih sistem terbuka ini karena teknologi AI bergerak terlalu cepat bagi satu perusahaan untuk membangun semuanya dari awal. Dengan memanfaatkan platform besar seperti OpenAI dan Google, HTC dapat menawarkan pengalaman yang lebih cerdas secara langsung.

Keamanan Privasi dan Data

Privasi merupakan titik jual terbesar VIVE Eagle. Di dunia yang membuat pengguna khawatir tentang bagaimana data mereka digunakan, HTC menjamin data pengguna tidak akan digunakan untuk melatih model AI. Kebanyakan prosesnya terjadi secara lokal di dalam perangkat saja. Ketika kacamata tersebut harus menggunakan layanan AI pihak ketiga, data pengguna secara otomatis dibuat anonim untuk menjaga identitas mereka.

Baca juga: Canggih! Polantas China Pakai Kacamata AI 'Mata Elang', Bisa Pantau Data Real-Time

Performa Audio dan Baterai

VIVE Eagle menggunakan desain open-ear dengan driver akustik yang memiliki fitur peningkatan bass virtual. Setup ini menyajikan audio spasial yang meminimalisir "kebocoran suara", agar orang-orang di sekitar tidak terganggu dengan musik atau telepon yang dilakukan pengguna. 

Dalam hal performa, baterainya dapat mendukung

  • 4.5 jam pemutaran musik.
  • 3 jam telepon tak terputus.
  • 36 jam waktu standby.
  • Fast charging sampai 50% dalam waktu 10 menit menggunakan kabel.

Baca juga: Gantikan Meta Ray-Ban? Alibaba Rilis Kacamata AI Quark dengan Baterai 24 jam!

Harga dan Peluncuran Global

HTC VIVE Eagle ditempatkan sebagai produk premium. Di Taiwan, produk ini dibanderol dengan harga NT$15.600 (sekitar Rp8.3 juta), sementara di Hong Kong, produk ini diecer dengan harga sekitar 3.988 HKD. Menjadikannya lebih mahal dibandingkan Ray-Ban milik Meta, yang biasanya terjual di kisaran harga Rp6 juta.

Saat ini, kacamata ini tersedia dalam empat warna: Berry, Coffee, Grey, dan Black. Menyusul peluncuran pertamanya di Taiwan dan Hong Kong, HTC berencana untuk memperluas ke Jepang dan Asia Tenggara di awal tahun 2026, dengan peluncuran Eropa dan Amerika Serikat di tahun berikutnya.

Selagi pengiriman global kacamata pintar meningkat sebanyak 110% di awal tahun 2025, HTC berani bertaruh kalau gabungan fleksibilitas AI, desain ergonomis, dan privasi tegas akan mendorongnya masuk ke pasaran yang saat ini masih didominasi Meta.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Share :