
Foto: Giffgaff
Teknologi.id - Selama bertahun-tahun, kapasitas RAM smartphone identik dengan kemajuan teknologi. Semakin besar angkanya, semakin tinggi pula kelas dan performa sebuah ponsel. Namun, tren yang selama ini bergerak naik itu kini terancam berbalik arah. Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), industri smartphone justru dihadapkan pada situasi tak terduga. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang begitu pesat ternyata membawa efek domino ke industri teknologi, termasuk smartphone. Jika selama beberapa tahun terakhir kapasitas RAM ponsel terus meningkat, tren tersebut justru diprediksi akan berbalik arah.
Mulai tahun depan, sejumlah smartphone disebut akan kembali menggunakan RAM 4GB, sebuah spesifikasi yang sebelumnya mulai ditinggalkan. Penyebabnya bukan karena kemunduran teknologi ponsel, melainkan krisis pasokan memori akibat lonjakan kebutuhan industri AI. Menurut laporan terbaru, harga RAM diperkirakan akan melonjak tajam dan memaksa produsen smartphone melakukan penyesuaian besar, baik dari sisi spesifikasi maupun harga perangkat.
Menurut Laporan dari tipster Lanzuk di platform Naver mengungkapkan bahwa kenaikan harga memori akan berdampak langsung pada spesifikasi smartphone yang dirilis mulai awal 2026. Vendor ponsel disebut tidak memiliki banyak pilihan selain menurunkan kapasitas RAM dan, di saat yang sama, menaikkan harga jual perangkat mereka. Menurut prediksi ponsel dengan RAM 16GB diprediksi akan hampir menghilang dari pasar, kecuali untuk beberapa model handphone tertentu. Sementara itu, jumlah smartphone dengan RAM 12GB juga disebut akan turun lebih dari 40%. Banyak produsen dilaporkan akan menjadikan RAM 6GB dan 8GB sebagai pilihan untuk model terendah mereka.
Baca juga: Samsung Perang Internal? Divisi Chip Tolak Suplai RAM ke Divisi HP Sendiri
Yang lebih mengejutkan, RAM 8GB yang saat ini sudah menjadi standar untuk ponsel kelas menengah bahkan entry-level, diperkirakan akan mengalami penurunan jumlah hingga lebih dari 50%. Dalam kondisi ini, vendor ponsel disebut terpaksa menurunkan spesifikasi RAM ke level 4GB dan 6GB demi menekan biaya produksi. Menurut TrendForce, smartphone kelas atas dengan RAM 12GB hingga 16GB kemungkinan masih akan bertahan, namun laju transisi menuju RAM 16GB akan melambat secara signifikan.
Dikutip dari Wccftech pada Senin (15/12/2025), untuk segmen menengah, TrendForce memperkirakan ponsel yang saat ini hadir dengan RAM 6GB hingga 12GB akan mengalami “downgrade” menjadi 8GB. Model dengan RAM 12GB disebut akan menghilang secara bertahap dari pasar. Dampak paling terasa justru akan dialami oleh segmen entry-level. Ponsel yang sebelumnya mulai “naik kelas” dengan RAM hingga 8GB diprediksi akan kembali menggunakan RAM 4GB. Langkah ini diambil agar harga perangkat tetap terjangkau di tengah melonjaknya biaya komponen.

Foto: yahoo
Krisis Kenaikan Harga RAM
Akar dari masalah ini berada pada industri memori global. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan AI, produsen memori besar mengalihkan lini produksinya dari DRAM yang biasa digunakan pada perangkat konsumen ke HBM (High Bandwidth Memory). HBM merupakan jenis memori dengan bandwidth sangat tinggi yang dibutuhkan untuk server dan pusat data AI. Akibat pergeseran ini, pasokan DRAM untuk perangkat konsumen seperti smartphone dan laptop menjadi semakin terbatas. Kelangkaan tersebut otomatis mendorong harga DRAM naik tajam. Di sisi lain, ledakan pengembangan AI memicu permintaan besar terhadap server, pusat data, serta SSD berkapasitas tinggi untuk proses pelatihan model AI.
Baca juga: Perang Komponen! Gamer Serukan Boikot Saat RAM dan GPU 'Diborong' Kebutuhan AI
Perkiraan Sampai Kapan Krisis RAM akan Berlangsung
TrendForce memperkirakan krisis RAM ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Kondisi pasokan dan harga memori diprediksi baru akan mulai stabil setidaknya pada kuartal keempat tahun 2027. Sejumlah vendor smartphone dan laptop bahkan dikabarkan sudah bersiap menaikkan harga perangkat mereka mulai 2026.
Bagi konsumen, tren ini tentu menjadi dilema. Di satu sisi, AI terus menghadirkan fitur-fitur canggih di smartphone. Namun di sisi lain, spesifikasi dasar seperti RAM justru berpotensi mengalami penurunan. Situasi ini menunjukkan bagaimana perkembangan AI tidak selalu berdampak linear pada peningkatan spesifikasi perangkat konsumen. Alih-alih semakin tinggi, kapasitas RAM smartphone justru berpotensi mundur akibat tekanan industri dan keterbatasan pasokan memori global. Ke depan, pengguna mungkin perlu lebih cermat memilih perangkat, menyesuaikan kebutuhan nyata dengan spesifikasi yang ditawarkan di tengah perubahan besar industri teknologi global.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.
(IR/ZA)