Perjalanan Nikuba, Dari Korbankan Motor Sampai Dapat Dana Rp 36 M

Nurul Afifah . May 26, 2022


Nikuba hidrogen telah digarap sejak lama dan saat ini sedang proses mengejar Venture Series A

Foto: gridoto


Teknologi id – Narliswandi Piliang, Chief Executive Officer (CEO) perusahaan rintisan Nikuba Hidrogen Nusantara, menceritakan bagaimana dirinya bisa terlibat dalam proyek alat Nikuba yang disebut mampu mengkonversi air menjadi bahan bakar kendaraan berbasis hidrogen untuk kendaraan roda dua, menggantikan BBM. 


Proyek Nikuba ini dimulai pada 2017. Saat itu, alat Nikuba yang dipasang pada kendaraan roda dua mampu menghemat 30% sampai 40% konsumsi BBM.


Iwan, nama panggilannya, mengaku mengenal Aryanto Misel, sang penemu alat Nikuba sejak 11 tahun silam. Aryanto sendiri dikenal sebagai penemu sejumlah inovasi produk seperti bahan kain alami yang tahan air dan alat pemadam api berbahan dasar singkong.


"Pak Aryanto bikin penghemat bahan bakar menggunakan generator, menghasilkan hidrogen kemudian di-mix (campur) dengan BBM," kata Iwan yang dikutip pada laman Katadata.co.id, Jumat (20/5).


Dari upaya kerjasama tersebut, Iwan dan Aryanto berupaya mengembangkan cara kerja alat Nikuba. Iwan mencarikan dana pembiayaan pengembangan dan Aryanto berfokus pada penelitian dan pengembangan alat.


Di tahun yang sama, mereka berdua memperoleh pendanaan dalam bentuk seed funding senilai Rp 2,5 miliar yang pada saat ini sahamnya dipegang oleh Santi Sandra Widana dan Aryanto yang sekaligus menjadi pemilik saham mayoritas.


Baca juga: Kurangi Penggunaan Energi Besar,Nvidia Beralih ke Pendingin Cair

Awal pemasangan Nikuba

Pada 2015, Iwan mengisi kuliah tamu di Sekolah Staf dan Komando (SESKO) TNI, Bandung dan bertemu dengan Kunto Arif Wibowo yang saat itu berpangkat Kolonel. 


Saat Kunto menjadi Pangdam III Siliwangi, Iwan kembali menemui Kunto guna menawarkan pemasangan Nikuba di sejumlah motor Viar 200CC yang biasa digunakan sebagai operasional Babinsa. 


"Kenapa saya tawarkan pakai? Ini analogi sama dengan awal laptop ditemukan. Pemakai pertama komputer lipat itu adalah tentara Amerika. Dan Kunto sebagai personal senang kepada invensi (reka cipta)," ucap Iwan.


Pada dua tahun pertama masa pengembangan, Iwan mengatakan Nikuba kerap kali mengalami kelebihan suplai dalam proses elektrifikasinya. Dijelaskan Nikuba gampang terbakar dan gampang meleguk.


Setelah mendapatkan kucuran dana dan telah melewati sejumlah tahap pengembangan, Nikuba diklaim mampu mengkonversi 100% air menjadi hidrogen yang difungsikan sebagai pengganti BBM di kendaraan roda dua.


"Nikuba itu adalah mini generator yang mengubah airnya menjadi hidrogen. Hidrogennya pengganti bensin, jadi otomatis bensinnya 100% itu adalah hidrogen," ucap Iwan. 


Saat ini, Nikuba telah dipasang di 10 unit motor Trail Viar 200CC milik TNI dari Kodam III Siliwangi. 


Baca juga: Intel: Chip Crypto Terbarunya dirancang untuk Hemat Energi

Rencana produksi massal dan pendanaan

Iwan menyebut, alat pengkonversi air menjadi hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan bermotor ini sudah siap untuk diproduksi secara massal. Tetapi, saat ini Nikuba sedang menjalani proses daftar paten yang menyangkut hal teknologi.


Guna merealisasikan hal tersebut, Nikuba Hidrogen dalam proses mencari venture series A untuk produksi massal pertama 10 ribu unit pertama dengan harga jual Rp 6 juta. 


Untuk diketahui, Series A funding atau pendanaan seri A adalah tahap pendanaan lanjutan setelah seed funding


Bali akan menjadi tujuan pertama penjualan massal Nikuba ini. Iwan mengklaim Nikuba juga bakal ikut dipamerkan di KTT G-20 yang berlangsung di Bali pada November 2022 mendatang. 


"Bank Pembangunan Bali siap untuk membiayai warga untuk kredit, itu baru penjajakan. Kemudian mendatangi dan menemui kembali siapa saja yang siap venture," kata Iwan. 

 

Pemenuhan target 10 ribu unit diharapkan akan membentuk ekosistem industri sehingga Nikuba makin banyak beredar di pasaran. Jika itu terjadi, pengembangan alat pengonversi Air menjadi Hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan juga akan diaplikasikan di kendaraan lain, seperti, kendaraan roda empat, dan perahu. 


Iwan menuturkan konsep Nikuba berbeda dengan proyek energi alternatif 'Blue Energy' di era Presiden Susilo bambang Yudhoyono. Nikuba hanya berfokus pada konversi energi saja.


Baca juga: NFT Boros Energi Listrik? Ini Jumlah Daya yang Dibutuhkan

Kata ahli

Widodo Wahyu Purwanto, Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI), menilai bahwa Nikuba bukan alat yang bisa menggantikan BBM pada kendaraan bermotor. 

 

Alumnus Institut National Polytechnique de Toulouse Prancis ini pun mengatakan bahwa cara memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O) melalui proses elektrolisis memerlukan energi yang besar. 


Ia pun menegaskan bahwa air tidak bisa diubah menjadi BBM karena air tidak memiliki kandungan karbon layaknya BBM. Dia menduga alat Nikuba kemungkinan meningkatkan efisiensi pembakaran pada mesin sepeda motor sehingga menghemat konsumsi BBM secara signifikan. 


Chairul Hudaya, Rektor Universitas Teknologi Sumbawa, mengatakan bahwa proses mengubah air melalui proses elektrolisis hingga menjadi energi sulit dilakukan. 


"Untuk memecah hidrogen dari air perlu energi yang besar dan alat yang khusus," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (6/5). Ia mengatakan, inovasi bahan bakar untuk kendaraan sebenarnya telah banyak dikembangkan sebelumnya. 


"Banyak yang free energy, tapi akhirnya terkuak sebagai fake. Kalau mau fair, ini bisa dibedah bersama," ujarnya. 


(na)

Share :