Korea Selatan Gunakan AI Ungkap Wajah Baru Anak Hilang yang Dicari Puluhan Tahun

Yasmin Najla Alfarisi . December 09, 2025

Foto: Tangkapan layar akun YouTube National Center for the Rights of the Child.

Teknologi.id -  Pihak berwenang Korea Selatan telah mengubah Artificial Intelligence (AI) untuk menciptakan gambaran terbaru dari anak-anak yang hilang berpuluh-puluh tahun yang lalu, agar meningkatkan kesempatan menemukan mereka. Inisiatif ini mecerminkan tren integrasi teknologi terkini ke dalam usaha keamanan publik. Lebih dari 90% orang hilang di Korea Selatan ditemukan dalam kurun waktu satu tahun, sementara 1.050 anak yang hilang belum ditemukan sampai 2025 ini.

Inisiatif yang dipimpin oleh Pusat Nasional untuk Hak Anak (NCRC) yang dikelola oleh pemerintah, memproduksi poster yang dihasilkan AI untuk 60 anak hilang dalam kurun waktu yang lama. Gambar-gambar ini menggunakan teknik perkembangan usia untuk menunjukkan kemungkinan penampilann anak yang hilang kini, berdasarkan foto terakhirnya.

Baca juga: Teknologi Pengenalan Wajah jadi Senjata Baru Kepolisian Inggris dalam Kejar Penjahat

AI Canggih dan Gambaran Resolusi Super

Sistem di balik poster ini awalnya dikembangkan oleh Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) pada tahun 2015. Kecanggihan kecerdasan buatan di masa kini memungkinkan pihak berwenang untuk membuat gambar realistis dari bagaimana penampilan anak-anak tersebut di masa kini, dan dapat menyebarkan poster berisi kemungkinan penampilan mereka saat dewasa.

Berdasarkan KAIST, program ini menganalisa pola perkembangan usia dan menerapkannya ke foto terakhir anak tersebut untuk memproduksi gambar ketika mereka dewasa. Para petinggi mengatakan sistem ini merupakan "loncatan besar" setelah ditambahkannya gambaran resolusi super. Perkembangan penting ini mengizinkan AI untuk menambah detail yang diperlukan dan diperjelas, membuatnya terlihat lebih hdiup dan lebih bermanfaat untuk penyelidik.

Foto: National Center for the Rights of the Child via Korea Herald

Salah satu kasus terkenal adalah tentang Kim I-gon, yang hilang pada tahun 1985 saat berusia 13 tahun. Menggunakan fotonya yang berusia 13 tahun, sistem ini membentuk gambar proyeksi penampilan Kim di usianya yang ke-52, dengan rahang kotak dan kerutan yang terlihat, menawarkan alat visual baru untuk diidentifikasi. Walaupun teknologi ini tidak menjamin pengenalan, petinggi melaporkan poster terbarunya mengundang kabar dan kiat baru dari waktu ke waktu, membantu menjaga kasus-kasus lama tetap aktif.

Kolaborasi Pemerintah Dalam Adopsi AI

Projek NCRC didukung oleh Badan Kepolisian Nasional dan Kementerian Kesahatan dan Kesejahteraan. Inisiatif AI ini melibatkan kolaborasi dekat lembaga-lembaga pemerintah ini.

Secara historis, seniman forensik bergantung pada foto keluarga dan pengetahuannya tentang perkembangan tengkorak dan wajah untuk memprediksi penampilannya saat dewasa. Walau alat AI milik Korea Selatan ini mempercepat dan menambah ketepatan, pihak berwenang belum merilis ke masyarakat umum soal metrik akurasi atau identitas yang sudah dikonfirmasi berdasarkan poster-poster terbaru ini.

Bukan hanya Korea yang mengembangkan teknologi ini. Pendekatan berbasis AI yang serupa juga terdapat di negara lain seperti Argentina, yang baru-baru ini membuat ulang wajah dewasa dari anak-anak yang menghilang saat rezim militer empat dekade lalu, menunjukkan minat internasional yang meningkat.

NCRC juga telah menggunakan AI untuk kampanye anak hilang dalam jangka panjang, termasuk projek "Runway to Home"-nya yang diumumkan Oktober lalu. Inisiatif ini membentuk ulang video orang hilang yang berjalan di landasan virtual, baik sebagai anak-anak dan orang dewasa, untuk memvisualisasikan penampilan mereka yang mungkin sudah berubah, dan menarik perhatian publik.

Baca juga: Wow! AI Baru Ini Prediksi Risiko Kanker Payudara Hingga 5 Tahun Lebih Awal

Pertimbangan Etika dan Prospek Masa Depan

Para ahli memperingatkan perkembangan usia hanyalah sebuah perkiraan daripada sebuah kepastian. Gambar yang dibuat AI bertujuan sebagai petunjuk daripada mengonfirmasi identitas, dan tingkat efektif dari teknologi ini bergantung pada keterlibatan publik dan pengumpulan data. Namun begitu, projek ini merupakan alat berharga yang dapat memantik dan mengaktifkan kembali kasus orang hilang yang sudah lama.

Para ahli menilai inisiatif Korea Selatan dapat menjadi kesempatan baru bagi penyedia AI forensik. Penyedia teknologi yang menawarkan gambaran dan alat penyelidikan ke badan publik dapat meningkatkan permintaan terhadap platform multifungsi yang mampu melakukan simulasi pekembangan usia, peningkatan kualitas gambar, hingga manajemen kampanye, alat-alat yang mempermudah pencarian orang hilang.

Dengan teknologi AI yang terus berevolusi, usaha Korea Selatan menunjukkan bagaimana metode komputasi canggih dapat membantu tugas penyelidikan tradisional, menawarkan keluarga dan pihak berwenang harapan baru pada kasus yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Meskipun masih ada tantangan akurasi dan verifikasi, simulasi perkembangan usia yang berbasis AI dapat menjadi standar penyelidikan anak hilang di seluruh dunia.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Share :