Jepang Hadirkan Fugaku Next: Superkomputer Terkuat di Dunia

Elysa Magrisia Herdiani . September 19, 2024

superkomputer terkuat di dunia

Teknologi.id - Jepang kembali menunjukkan keunggulannya dalam teknologi superkomputer dengan pengumuman pembangunan Fugaku Next, sebuah superkomputer generasi baru yang diproyeksikan menjadi superkomputer Zeta-Class pertama di dunia. Teknologi ini akan membawa Jepang selangkah lebih maju dalam dunia komputasi berkinerja tinggi, mengalahkan semua pesaingnya.

Fugaku Next dijanjikan mampu mencapai ZetaFLOPS, kecepatan yang diperkirakan 1.000 kali lebih cepat dari superkomputer terbaik yang ada saat ini. Untuk memberi gambaran, ZetaFLOPS memungkinkan superkomputer ini melakukan satu sextillion (1 diikuti 21 nol) kalkulasi per detik. Sebagai perbandingan, superkomputer Frontier yang saat ini menjadi yang tercepat di dunia, hanya beroperasi pada tingkat exaFLOPS, atau setara dengan satu quintillion kalkulasi per detik.

 

Apa Itu ZetaFLOPS?

ZetaFLOPS adalah tolok ukur kecepatan komputasi yang menunjukkan betapa besar kemampuan superkomputer ini dalam menyelesaikan perhitungan kompleks. FLOPS sendiri adalah singkatan dari Floating-Point Operations Per Second, yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat sebuah komputer dapat menyelesaikan suatu tugas. Superkomputer dengan ZetaFLOPS mampu menangani data dalam jumlah yang jauh lebih besar dan kompleks dibanding teknologi yang ada saat ini, membuatnya relevan untuk digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti simulasi ilmiah, kecerdasan buatan, riset obat, hingga prediksi cuaca.

 Baca juga: Microsoft Paksa Pengguna Update Windows 11 ke 23H2, Cek Fitur Baru yang Wajib Dicoba!

Keunggulan Fugaku Next Dibandingkan Superkomputer Lainnya

Fugaku Next dibangun untuk menjadi lebih dari sekadar perangkat komputasi cepat. Dengan kecepatan mencapai ZetaFLOPS, Jepang berencana menggunakan Fugaku Next untuk riset yang mendukung inovasi dalam banyak bidang, termasuk:

  1. Kecerdasan Buatan (AI): Fugaku Next dapat mengolah data dalam jumlah besar secara real-time, memungkinkan perkembangan AI yang lebih cerdas dan efisien.
  2. Riset Kesehatan dan Genomika: Superkomputer ini bisa membantu peneliti menganalisis genom manusia secara lebih cepat dan akurat, mempercepat penemuan obat dan terapi baru.
  3. Perubahan Iklim dan Cuaca: Dengan Fugaku Next, simulasi cuaca yang lebih detail dan akurat bisa dilakukan untuk memprediksi pola cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim global.
  4. Simulasi Fisika dan Kimia: Proses perhitungan fisika kompleks dan simulasi kimia bisa dilakukan dengan lebih baik, membuka jalan untuk inovasi di bidang energi dan material.

Proyek ini tidak hanya fokus pada kecepatan, tetapi juga pada efisiensi energi. Superkomputer Fugaku Next akan dirancang untuk bekerja dengan konsumsi energi yang lebih rendah. Meski membutuhkan daya yang besar, Jepang berencana untuk mengatasi tantangan energi ini dengan menggunakan teknologi inovatif yang memungkinkan penggunaan energi secara lebih efisien.

 

Kolaborasi dengan Fujitsu dan RIKEN

Untuk mewujudkan Fugaku Next, Jepang melibatkan dua entitas utama yang juga terlibat dalam pengembangan generasi sebelumnya, Fujitsu dan RIKEN. Fujitsu, perusahaan teknologi terkemuka di Jepang, akan mengembangkan solusi IT dan arsitektur superkomputer tersebut, sementara RIKEN, lembaga penelitian yang fokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi, akan memimpin keseluruhan proyek.

Generasi sebelumnya, yaitu superkomputer Fugaku, telah berhasil menjadi salah satu superkomputer terbaik di dunia dengan kemampuan 442 PetaFLOPS, dan menduduki posisi keempat dalam daftar TOP500 selama empat tahun berturut-turut. Fugaku Next, yang diharapkan melampaui capaian ini, diperkirakan siap beroperasi pada tahun 2030. Proyek ini membutuhkan investasi yang sangat besar, dengan estimasi biaya mencapai 570 juta dollar AS (Rp 8,7 triliun).

 Baca juga: Jasa Marga Terapkan AI: Layanan Tol Lebih Canggih dan Efisien

Tantangan dan Ambisi Jepang

Walaupun proyek ini penuh potensi, ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi Jepang. Salah satunya adalah kebutuhan energi yang sangat besar. Pengoperasian superkomputer dengan kecepatan ZetaFLOPS diperkirakan memerlukan daya setara dengan 21 pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun, MEXT (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang) optimis bahwa tantangan ini bisa diatasi dengan teknologi terbaru, seperti prosesor yang dirancang khusus dan memori berkecepatan tinggi yang lebih efisien.

Ambisi Jepang dalam menciptakan superkomputer Zeta-Class pertama di dunia ini bukan hanya tentang supremasi teknologi. Ini juga tentang bagaimana negara tersebut mempersiapkan masa depan, di mana teknologi komputasi super akan menjadi tulang punggung untuk riset ilmiah, inovasi industri, dan kemajuan manusia di berbagai bidang. Jepang juga mengantisipasi persaingan global, terutama dengan negara-negara lain yang juga berupaya untuk mengembangkan teknologi serupa.

 

Dengan peluncuran Fugaku Next, Jepang siap untuk memimpin di panggung global dalam hal teknologi komputasi berkinerja tinggi. Proyek ini tidak hanya akan menempatkan Jepang di garis depan teknologi superkomputer, tetapi juga membuka peluang baru bagi riset dan inovasi di masa depan.

Baca Berita dan Artikel lain di Google News.

(emh)

Share :