Foto : content.moneyinstrutor.com
Teknologi.id - Siapa sangka bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis modern? Dari chatbot layanan pelanggan hingga teknologi pengenalan wajah di tempat-tempat hiburan, AI telah merajai berbagai sektor. Dan jelas, sekolah bisnis pun tidak ingin ketinggalan dalam hal ini.
Menurut laporan terbaru dari Bloomberg, semakin banyak
sekolah bisnis yang mengadaptasi pendidikan AI ke dalam kurikulum mereka. Dan
ini bukan tanpa alasan. AI menjadi semakin penting bagi para pemimpin bisnis
masa depan.
Dalam survei yang dilakukan oleh Graduate Business
Curriculum Roundtable, sebagian besar dari 68 sekolah bisnis yang disurvei (60
di antaranya berada di Amerika Serikat) telah menyertakan materi AI dalam
kurikulum mereka. Tidak tanggung-tanggung!
Salah satu contohnya adalah Wharton School of Business di
University of Pennsylvania. Mereka menawarkan program "AI & Analytics
for Business" yang mempelajari tentang kewirausahaan AI, aplikasinya dalam
bisnis, dan strategi manajemen yang efektif.
Dan tidak hanya Wharton, Kellogg School of Management di
Northwestern University juga turut serta dengan menawarkan program MBAi yang
terfokus pada AI. Inilah bentuk respons sekolah bisnis terhadap permintaan yang
semakin meningkat akan pemahaman akan kekuatan AI di dunia bisnis.
Tapi tentu saja, mengajar AI bukanlah perkara mudah.
Teknologi yang terus berkembang menuntut pendidik untuk memikirkan dengan
seksama bagaimana cara mendekati AI secara etis dan akurat. Ini melibatkan
pemahaman akan kemampuan dan keterbatasan AI dengan baik.
Menurut Paul Almeida, Dekan Georgetown University McDonough
School of Business, kita tidak hanya perlu memikirkan bagaimana AI bisa membuat
bisnis lebih baik, tetapi juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kita
mengajarkan keterampilan yang benar karena adanya AI.
Namun, bukan berarti penggunaan AI selalu meningkatkan
kinerja. Sebuah studi terbaru tentang mahasiswa ekonomi perilaku menemukan
bahwa penggunaan chatbot AI justru mengakibatkan penurunan kinerja. Menarik,
bukan?
Tapi jangan khawatir, meskipun AI bisa menjadi sebuah
tantangan, sekolah bisnis tetap fokus pada persiapan para mahasiswa untuk
menghadapi masa depan yang diwarnai oleh AI. American University’s Kogod School
of Business, misalnya, akan memasukkan pelajaran AI ke dalam 20 kelas baru atau
kelas yang dimodifikasi mulai tahun depan.
Ini mencakup topik-topik seperti penambangan teks, analisis prediktif, serta penggunaan AI dalam manajemen sumber daya manusia. Inovatif sekali, bukan?
Dalam dunia yang semakin didorong oleh AI, kemampuan
berbicara AI akan menjadi aset yang sangat berharga. Dan sekolah bisnis
memahami hal ini dengan baik. Mereka tidak hanya mengajarkan mahasiswa untuk
mengerti AI, tetapi juga bagaimana cara menggunakan AI dalam berbagai aspek
bisnis.
Jadi, jangan heran jika di masa depan kita akan melihat para
pemimpin bisnis yang jagoan dalam hal AI. Mereka tidak hanya menguasai bisnis,
tetapi juga mengerti bagaimana AI bisa menjadi sekutu terbaik mereka dalam
meraih kesuksesan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(THS)