Teknologi.id - Mata uang kripto, terutama Bitcoin, telah menjadi topik yang hangat dalam beberapa tahun terakhir. Nilai Bitcoin yang terus meningkat telah menarik perhatian banyak investor dan eksekutif di industri ini. Banyak yang memprediksi bahwa nilai Bitcoin akan terus naik dan bahkan tembus rekor tertinggi pada tahun 2024 mendatang.
Bagaimana perkembangan harga Bitcoin selama ini? Apa faktor-faktor yang mempengaruhinya? Dan apa yang dapat kita harapkan dari mata uang digital ini di masa depan? Mari kita telusuri lebih lanjut.
Jatuh Bangun Harga Bitcoin
Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009, harga Bitcoin telah mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada November 2021, harga Bitcoin mencapai titik tertinggi sebesar hampir US$ 69.000. Namun, setelah itu, industri kripto mengalami goncangan hebat akibat isu dan insiden yang terjadi.
Beberapa koin dan proyek kripto mengalami kebangkrutan, sementara beberapa tokoh kunci dalam industri ini terjerat kasus hukum dan dipenjara.
Pada tahun 2023, para eksekutif di industri mata uang kripto memperkirakan bahwa nilai Bitcoin akan mengalami lonjakan yang signifikan atau yang sering disebut sebagai 'bull run'. Bahkan, banyak yang memprediksi bahwa pada tahun 2024, nilai Bitcoin akan mencapai rekor tertinggi di atas US$ 100.000 (Rp 1,5 miliar).
Sentimen optimis ini didasarkan pada beberapa faktor, seperti persiapan untuk menghadapi bull run yang diyakini akan terjadi pada tahun 2024 dan 2025.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melejit ke Rp 641 Juta, Tertinggi dalam 19 Bulan Terakhir
Pengaruh Isu dan Insiden Terhadap Harga Bitcoin
Tak dapat dipungkiri bahwa isu dan insiden yang terjadi di industri kripto berdampak signifikan terhadap harga Bitcoin.
Salah satu contoh adalah kasus kolapsnya FTX, layanan perdagangan kripto terbesar, bersama dengan pendirinya, Sam Bankman-Fried. Sam Bankman-Fried terbukti bersalah atas 7 kasus penipuan dan kriminal, dan dijatuhi hukuman penjara selama 100 tahun. Kasus ini menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap masa depan mata uang digital terpukul.
Selain itu, pendiri Binance, Chengpeng Zhao, juga terlibat dalam kasus hukum dan mengundurkan diri sebagai CEO Binance sebagai bagian dari kesepakatan senilai US$ 4,3 miliar dengan Departemen Kehakiman AS (DOJ).
Namun, menurut Dava Marcus, CEO Lightspark, kasus-kasus ini sudah selesai dan masyarakat akan kembali fokus pada fungsi mata uang digital di masa depan. Marcus berpendapat bahwa setelah keluar dari fase spekulatif, orang-orang akan lebih fokus pada teknologi mata uang digital dan berbagai masalah yang dapat diselesaikan berkat teknologi tersebut. Marcus sendiri memiliki pengalaman sebagai mantan pemimpin proyek stablecoin mirip Facebook bernama 'Diem' yang gagal. Saat ini, Marcus sedang menyiapkan teknologi untuk meningkatkan Bitcoin sebagai jaringan pembayaran.
Antusiasme Industri Terkait Izin Bitcoin sebagai ETF
Salah satu faktor yang mendukung sentimen positif terhadap Bitcoin adalah kemungkinan mendapatkan izin sebagai instrumen Reksa Dana (exchange-traded fund/ETF). Industri kripto telah lama menantikan izin ini karena dianggap sebagai langkah menuju penerimaan mainstream.
Jika Bitcoin diterima sebagai ETF, hal ini dapat memicu minat para investor tradisional yang sebelumnya skeptis terhadap masa depan kripto. Izin ini dianggap sebagai hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak pihak.
Fenomena Halving dan Prediksi Harga Bitcoin
Salah satu faktor yang juga mempengaruhi harga Bitcoin adalah fenomena halving yang terjadi setiap 4 tahun sekali. Halving merupakan proses pemangkasan jumlah Bitcoin yang diproduksi oleh para penambang menjadi setengahnya. Sehingga, pasokan Bitcoin menjadi terbatas, yaitu sebanyak 21 juta koin. Fenomena halving ini telah terbukti memicu kenaikan harga Bitcoin di masa lalu.
Menurut Vijay Ayyar, VP CoinDCX, beberapa pelaku pasar memperkirakan kenaikan harga Bitcoin beberapa saat setelah halving. Namun, dengan adanya berita mengenai izin ETF, pergerakan harga Bitcoin bisa saja terjadi sebelum halving. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga Bitcoin secara signifikan.
Beberapa perusahaan seperti Standard Chartered dan Matrixport juga telah merilis prediksi mengenai harga Bitcoin di masa depan. Mereka memperkirakan bahwa nilai Bitcoin akan tembus US$ 100.000 pada tahun 2024.
Faktor-Faktor Pendukung Prediksi Harga Bitcoin
Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung prediksi harga Bitcoin tembus Rp 1,5 miliar di tahun 2024. Pertama, perkembangan positif terkait izin Bitcoin sebagai instrumen ETF dapat menjadi pemicu minat investor tradisional yang sebelumnya skeptis terhadap kripto. Jika Bitcoin diterima sebagai ETF, hal ini dapat membawa Bitcoin ke tingkat mainstream yang lebih luas.
Faktor kedua adalah fenomena halving yang terjadi pada Mei 2024. Sejumlah pelaku pasar memperkirakan bahwa kenaikan harga Bitcoin akan terjadi beberapa saat setelah halving. Namun, dengan adanya berita mengenai izin ETF, pergerakan harga Bitcoin bisa saja terjadi sebelum halving. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga Bitcoin secara signifikan.
Perkiraan Nilai Bitcoin Menurut Standard Chartered dan Matrixport
Beberapa perusahaan, seperti Standard Chartered dan Matrixport, telah merilis prediksi mengenai harga Bitcoin di masa depan. Standard Chartered memperkirakan bahwa nilai Bitcoin akan tembus US$ 100.000 pada tahun 2024.
Mereka berpendapat bahwa kenaikan harga Bitcoin akan didorong oleh izin ETF. Sementara itu, Matrixport merilis laporan yang memprediksi harga Bitcoin sebesar US$ 63.140 pada April 2024 dan US$ 125.000 pada akhir tahun depan. Matrixport berpendapat bahwa lingkungan makro dan kebijakan moneter akan menjadi pendorong kuat bagi kripto, dan hal ini akan mendorong Bitcoin mencapai level tertinggi baru pada tahun 2024.
Kebijakan Moneter dan Persepsi Bitcoin sebagai Aset
Kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi perkembangan Bitcoin. Beberapa orang melihat Bitcoin sebagai aset berisiko tinggi, sementara yang lain menganggap Bitcoin sebagai 'safe haven', yaitu aset aman untuk menaruh uang di tengah kondisi geopolitik yang tidak menentu. Beberapa analis berpendapat bahwa kebijakan moneter yang mendukung perkembangan Bitcoin akan membawa mata uang digital ini ke tingkat yang lebih tinggi.
Baca Juga: Prediksi Cryptocurrency: Bagaimana Nasib Masa Depan Bitcoin?
Pada kesimpulannya, nilai Bitcoin diprediksi tembus Rp 1,5 miliar pada tahun 2024. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan harga Bitcoin adalah izin Bitcoin sebagai instrumen ETF, fenomena halving, dan kebijakan moneter.
Meskipun prediksi ini menarik, tetaplah diingat bahwa pasar kripto sangat volatil dan nilai Bitcoin dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu, selalu lakukan riset dan konsultasikan dengan ahli sebelum membuat keputusan investasi dalam mata uang kripto.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(anta)