Foto: Pexels
Teknologi.id - Akibat pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia, produksi perangkat semikonduktor atau chip mengalami kendala pengiriman akibat.
Hal tersebut turut berdampak ke pasokan chip yang masuk ke Indonesia, akibatnya ada kelangkaan stok pada sejumlah produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Terbatasnya pasoka chip juga memaksa sejumlah perusahaan terhambat dan membatasi aktivitas produksi mereka.
Baca juga: Elon Musk Berikan Solusi Macet, Cocok untuk Indonesia
Melihat kondisi tersebut, Kementrian Perindustrian (Kemenperin) RI mengaku saat ini tengah menyiapkan langkah untuk meminimalisir adanya kelangkaan chip di Indonesia.
Dilansir dari Nextren Grid (16/11), Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan kalau Kemenperin berencana untuk membangun pabrik chip di Indonesia.
"Kami berupaya mengurangi ketergantungan atas cip semikonduktor yang rantai pasokannya semakin sulit dan kebutuhannya makin lama makin tinggi. Sehingga, kita meski menyiapkan supply-nya," ujar Agus, dikutip dari Nextren, Rabu (16/11).
Selain itu, Agus mengatakan bahwa Kemenperin telah melakukan kolaborasi dengan seorang inovator yang mengembangkan teknologi semikonduktor yaitu Sehat Sutardja.
Dengan adanya kerjasama tersebut, Kemenperin dilaporkan akan melakukan pembangunan Pusat IC Desain di Indonesia.
"Saya juga ingin kerja sama ini dapat disusun sedetail mungkin agar menjadi suatu pijakan penting bagi tumbuhnya industri semikonduktor di Indonesia," pungkas Agus.
Baca juga: Apple Watch Ultra Resmi Rilis di Indonesia Pekan Ini, Harganya Bikin Kaget!
Bukan untuk Smartphone
Sejumlah pertanyaan pun muncul dari kolaborasi antara Kemenperin dan Marvell Technology.
Salah satunya yakni apakah produksi chip di Indonesia yang diwacanakan kali ini diperuntukan produk smartphone?
Jawaban dari pertanyaan tersebut pun telah diungkap dari pernyataan Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Karasasmita.
Melansir Kompas, Agus sempat menuturkan bahwa adanya kendala pasokan chip ke Indonesia telah berdampak pada produksi kendaraan bermotor di Indonesia.
Ia melihat masalah yang terjadi pada proses perakitan kendaraan bermotor, produksi kendaraan jadi berkurang akibat dari pasokan chip yang lambat.
Dampaknya, masyarakat harus menunggu atau mengikuti masa inden dalam jangka waktu yang tidak sebentar.
Jadi dari laporan tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa rencana Kemenperin membangun pabrik chip di Indonesia adalah untuk idustri otomotif.
(arm)