Foto : technologynetworks.com
Teknologi.id – Protein MYC
adalah salah satu gen yang paling sering bermutasi, banyak dipelajari, dan diekspresikan
secara berlebihan yang menyebabkan kanker. Sebagian besar mutasi pada
gen MYC mengarah pada ekspresi konstitutifnya.
Gen MYC mengkodekan protein
MYC yang merupakan faktor transkripsi. Faktor transkripsi MYC
menyebabkan peningkatan regulasi beberapa gen yang terlibat dalam perkembangan
siklus sel, apoptosis, dan transformasi sel, yang menyebabkan peningkatan
jumlah sel, dan kemudian menyebabkan kanker. Gen ini hadir pada
kromosom 8 dan mengatur hampir 15% dari seluruh gen.
Belum lama ini para ilmuwan membeberkan kabar baik, kini, para ilmuwan telah menemukan cara untuk mengontrol protein MYC yang berperan dalam penyebaran kanker.
Foto : ucsf.edu
Kontrol
protein MYC
Mengutip Science Alert,
Senin (29/1/2024) protein MYC merupakan protein tidak berbentuk, dan tidak
memiliki struktur yang dapat ditargetkan. Hal tersebut rupanya menjadi salah
satu masalah dalam mengontrol protein MYC karena menyulitkan obat untuk mengindentifikasi
secara efektif, dan menjaganya agar tetap berfungsi normal. Akan tetapi, tim
dari Universitas California, Riverside (UCR) telah mampu mengembangkan senyawa
peptida yang dapat mengikat atau berinteraksi dengan MYC, dan membantu
mengendalikannya kembali.
"MYC tidak seperti makanan bagi sel kanker namun lebih seperti steroid yang mendorong pertumbuhan kanker dengan cepat. Itu mengapa MYC merupakan penyebab 75 persen dari seluruh kasus kanker pada manusia," kata ahli biokimia Min Xue dari UCR.
Baca Juga : Diam-Diam Ilmuwan Kembangkan Otak Mini yang Terbuat dari Janin
Dalam
temuan barunya ini, peneliti mempelajari sejumlah kecil struktur yang dimiliki
MYC untuk membangun peptida yang dapat menempel pada struktur tersebut. Salah
satu peptida yaitu NT-B2R terbukti bisa menonaktifkan MYC. Benar saja,
NT-B2R terbukti berhasil berikatan dengan MYC dalam pengujian menggunakan
kultur yang terbuat dari sel kanker otak. Hal tersebut kemudian mengubah cara
sel mengatur banyak gennya dan pada akhirnya menurunkan metabolisme, dan
proliferasi sel kanker.
Itu ibarat mengikat tangan seseorang ke belakang untuk menghentikan mereka melakukan apa pun. "Kami meningkatkan kinerja pengikatan peptida ini dibandingkan versi sebelumnya sebesar dua kali lipat. Hal ini membuatnya lebih dekat dengan tujuan pengembangan obat kami," ungkap Xue.
Meski hasil awal ini cukup menjanjikan, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Termasuk tes yang ketat pada manusia perlu dilakukan. Namun dari studi itu, kita mungkin telah menemukan metode untuk menghentikan cara kanker membajak proses biologis yang sehat. "Kami gembira mengetahui temuan studi menjadi salah satu kunci dalam pengembangan obat kanker," tambah Xue.
Studi dipublikasikan di Journal of American Chemical Society.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)