Serikat Aktor Layar Demo Rencana Studi Hollywood tentang Naskah AI dan Aktor Deepfake

Foto: Unsplash.com/Avel Chuklanov

Teknologi.id - Dunia hiburan belakangan ini menjadi sorotan karena sebuah peristiwa yang tak terjadi selama 60 tahun terakhir, para pekerja seni film di Amerika Serikat dan Inggris menggelar aksi protes. Salah satu organisasi serikat buruh terbesar di Amerika Serikat yang dikenal sebagai "The Screen Actors Guild – American Federation of Television and Radio Artists" (SAG-AFTRA) secara bersamaan berhadapan dengan Alliance of Motion Picture and Television Producers.

Serikat Aktor Layar Melawan Rencana Studi Hollywood tentang AI Naskah dan Aktor Deepfake

Isu kuat yang menjadi perdebatan adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam industri ini. Ketua SAG-AFTRA, Fran Drescher, yang juga merupakan artis veteran Hollywood, mendesak studio-studio besar untuk dihadapkan pada demonstrasi. Akibatnya, terjadi konflik industri terbesar dalam sejarah hiburan Amerika dengan dukungan ratusan ribu anggota SAG-AFTRA yang bekerja di bidang seni. Maka dalam artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai peristiwa ini, seperti dilansir dari The Conversation.

Baca juga: Temuan Menarik, Peneliti AI Temukan Cara untuk "Jailbreak" Aplikasi ChatGPT dan Bard - Teknologi

Penggunaan Teknologi AI dalam Industri Hiburan Menjadi Konflik

Penggunaan teknologi AI dalam industri film dan televisi bukan hal baru, banyak teknik yang digunakan AI untuk membuat efek khusus, gradasi warna, animasi, dan pengeditan video. Perusahaan seperti Midjourney, Stable Diffusion, Meta, dan OpenAI telah mempopulerkan generative AI.

Meskipun AI telah membawa kemajuan, generative AI memerlukan data yang ada untuk memproses dan memungkinkannya mengidentifikasi pola untuk menghasilkan konten, seperti gambar atau tulisan. Namun, SAG-AFTRA merasa keberatan dengan studio film yang menggunakan AI untuk menyimpan dan melatih data artis dengan tujuan penggunaan "in perpetuity," namun kompensasi yang diberikan kepada para artis hanya dengan dibayar putus selama sehari seperti yang dilansir dari Akurat.co.

Masalah ini tidak hanya mempengaruhi para artis, tetapi juga para penulis skenario yang mulai merasakan dampak dari teknologi ini. Di industri hiburan Hollywood, kekhawatiran ini juga dirasakan oleh WGA dan SAG, terutama terkait pekerjaan tingkat pemula, seperti asisten penulis dan latar belakang ekstra di lokasi syuting, yang mungkin akan digantikan oleh AI. Ini berpotensi mengurangi peluang bagi para pemula untuk mengembangkan keahlian mereka di industri ini.

Baca juga: Chatbot AI Google Bard Rilis 6 Fitur Baru, Mulai Coding hingga Diskusi Gambar - Teknologi

Tantangan dengan Hak Cipta dalam Generative AI

Kemajuan pesat ChatGPT dalam setiap iterasinya telah menimbulkan tantangan bagi para penulis skenario terkait kendali kreatif atas naskah mereka dengan model bahasa yang besar. Muncul pertanyaan mengenai atribusi karya, siapa atau apa yang berhak menerima kredit, dan bagaimana alokasi pembayaran akan dilakukan.

Meskipun generative AI diklaim mampu menghasilkan konten asli, namun karya seniman yang mencakup miliaran data dari hampir semua konten di internet digunakan sebagai bagian dari dataset pembelajaran mesin. Sehingga lebih tepatnya konten tersebut disebut sebagai hasil gabungan keduanya.

Apabila teknologi ini menjadi fondasi utama dalam industri film dan televisi, keaslian produk akan menjadi subjek perdebatan dan jika studio-studio terlalu mengandalkan teknologi ini, ada kemungkinan konten "baru" yang ditawarkan hanya mendaur yang telah ada sebelumnya.

Kolaborasi yang Adil pada Industri Hiburan dalam Menghadapi Tantangan AI

Serikat-serikat terkait juga tidak sepenuhnya menolak penggunaannya. WGA mengusulkan model kolaborasi manusia-AI, di mana generative AI menciptakan versi awal naskah yang kemudian diperbaiki oleh penulis skenario manusia. Namun, banyak ahli dan profesional di industri merasa proposal ini dapat memisahkan penulis dari proses kreatif, sehingga penulis dianggap hanya sebagai penyunting teks, seperti yang dilansir dari The Conversation.

Baca juga: Elon Musk Luncurkan Perusahaan AI Baru xAI, Mau Saingi OpenAI dan ChatGPT? - Teknologi

Selain itu, ada skenario distopia yang diajukan oleh studio-studio besar yang disebut sebagai "kloning kinerja". Dalam skenario ini, aktor latar belakang hanya dibayar sekali untuk pemindaian wajah mereka. Kemiripan wajah ini kemudian dapat dimiliki dan digunakan oleh perusahaan tanpa batas waktu. Selain masalah pembayaran yang regresif, hal ini juga menimbulkan masalah persetujuan: bagaimana jika wajah AI kamu digunakan tanpa izin.

Tantangan ini mencerminkan ketidakpastian di industri hiburan mengenai peran generative AI dan dampaknya pada proses kreatif, pemberian atribusi, serta hak dan pengakuan bagi penulis skenario dan pekerja seni lainnya. Sehingga dibutuhkan regulasi yang memungkinkan kolaborasi kreatif dengan generative AI untuk memastikan para pekerja seni tidak dieksploitasi.

Pada bulan Juni, Directors Guild of America berhasil mendapatkan perlindungan agar tidak digantikan oleh alat AI dalam kontrak kerja baru dengan produser. Harapannya, perlindungan ini juga akan diperluas untuk penulis skenario dan aktor. Jika tidak, di Hollywood, AI mungkin saja mengambil peran utama. Oleh karena itu, penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara melindungi para profesional kreatif dan memanfaatkan AI generatif sebagai alat yang bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(raa)

Share :