Teknologi.id - Google baru-baru ini mengambil langkah drastis
dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 1.000 orang
dalam waktu seminggu. Keputusan ini sejalan dengan fokus perusahaan pada
pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). CEO Google,
Sundar Pichai, dalam memo berjudul ‘Prioritas 2024 dan Tahun Depan’ yang
diterima karyawan pada Rabu malam (17/1), menyatakan, "Kami memiliki
tujuan ambisius dan akan berinvestasi pada prioritas-prioritas besar tahun ini."
Pichai menegaskan bahwa perusahaan akan membagikan tujuan
terkait AI untuk tahun 2024 dalam waktu dekat dan akan mempublikasikan
Objective and Key Result (OKR) yang mencerminkan kinerja karyawan. Dalam memo
tersebut, Pichai juga mencatat bahwa untuk mencapai tujuan investasi tersebut,
perusahaan harus membuat pilihan sulit, yang dalam konteks ini merujuk pada
PHK.
Meskipun Pichai menyatakan bahwa jumlah karyawan yang di-PHK
tahun ini tidak sebanyak tahun sebelumnya, di mana pada Januari 2023, Google
melakukan PHK terhadap 12.000 pekerjaan atau sekitar 6% dari total karyawan,
langkah tersebut tetap mengejutkan. Selain melakukan PHK, perusahaan juga
mengurangi beberapa tunjangan, laptop, dan peralatan.
Baca juga Hebat! Kini Teknologi AI Bisa Tiru Tulisan Tangan Manusia
Pada awal 2024, Google bahkan melaksanakan dua kali PHK dalam
seminggu. Langkah pertama terfokus pada pegawai di pusat insinyur, Google
Assistant berbasis suara, augmented reality, dan tim insinyur pusat. Langkah
kedua menyasar karyawan di YouTube. Chief Business Officer YouTube, Mary Ellen
Coe, menyampaikan, “Kami mengambil keputusan untuk menghilangkan beberapa peran
dan mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa rekan tim kami.” Dia juga
menambahkan bahwa karyawan yang terkena dampak di Amerika dan kawasan
Asia-Pasifik akan diberitahu pada akhir hari tersebut.
Keputusan Google ini terjadi ketika YouTube, anak perusahaan
Google, sedang berusaha pulih dari perlambatan periklanan tahun lalu dan
menghadapi persaingan sengit dengan platform lain seperti TikTok. Perubahan
drastis ini mencerminkan komitmen Google untuk terus mengembangkan kecerdasan
buatan sebagai prioritas utama, meskipun hal ini memerlukan penyesuaian
internal yang sulit.
Baca Berita dan
Artikel yang lain di Google News
(LF)