Sindir Apple, Kemenperin Bagikan Nilai Investasi Samsung & Xiaomi di RI

Elysa Magrisia Herdiani . November 27, 2024


Teknologi.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia baru-baru ini memberikan pernyataan yang cukup menarik terkait nilai investasi yang ditawarkan oleh Apple di Indonesia. Apple diketahui menawarkan investasi sebesar US$ 100 juta untuk dapat menjual iPhone 16 di Indonesia. Namun, tawaran ini ternyata dinilai belum memenuhi kriteria keadilan dari sisi pemerintah Indonesia. Bahkan, Kemenperin membandingkan investasi Apple dengan perusahaan-perusahaan lain seperti Samsung dan Xiaomi yang sudah melakukan investasi jauh lebih besar di Indonesia.

Baca juga: Kemenperin Minta Apple Lakukan Investasi yang Adil di Indonesia

Komitmen Investasi Apple yang Belum Terpenuhi

Sejak beberapa waktu lalu, iPhone 16 buatan Apple memang belum mendapatkan sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang diperlukan untuk dapat dijual di Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah Apple belum melunasi komitmen investasi mereka di Indonesia yang sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Apple memiliki kewajiban untuk berinvestasi di Indonesia dalam jumlah yang signifikan agar produk-produk mereka, seperti iPhone, dapat dijual dengan memenuhi aturan TKDN yang ditetapkan pemerintah.

Namun, meski komitmen investasi sebelumnya belum dilunasi, Apple justru menawarkan investasi baru sebesar US$ 100 juta kepada pemerintah Indonesia. Tawaran ini, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, belum memenuhi prinsip keadilan, karena besarnya investasi yang ditawarkan belum sebanding dengan kontribusi yang telah diberikan oleh perusahaan-perusahaan elektronik lain di Indonesia.

Perbandingan dengan Investasi Samsung dan Xiaomi

Dalam kesempatan yang sama, Agus Gumiwang membandingkan investasi Apple dengan investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain seperti Samsung dan Xiaomi. Samsung, sebagai salah satu pesaing terbesar Apple di Indonesia, diketahui telah menggelontorkan dana sebesar Rp 8 triliun untuk mendirikan pabrik dan meningkatkan produksi di Indonesia. Begitu pula dengan Xiaomi, yang telah menginvestasikan dana sekitar Rp 5,5 triliun untuk membangun fasilitas produksi dan memperluas jangkauan pasar di Indonesia.

Investasi yang dilakukan oleh Samsung dan Xiaomi ini dianggap memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, investasi mereka juga berfokus pada penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan nilai tambah, dan peningkatan pendapatan negara melalui pajak dan kegiatan ekspor. Sebaliknya, meski Apple memiliki daya tarik pasar yang besar di Indonesia, kontribusi nyata mereka dalam hal investasi fisik di Indonesia dirasa belum sebanding dengan perusahaan-perusahaan lain.

Nilai Keadilan dalam Investasi

Agus Gumiwang juga menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menilai sebuah investasi. Salah satunya adalah besaran nilai investasi yang diberikan, baik itu dalam bentuk pabrik atau fasilitas produksi lainnya. Apple, yang sebagian besar operasionalnya berpusat di luar Indonesia, disebutkan belum memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu aspek yang dinilai pemerintah untuk mengevaluasi tawaran investasi yang diajukan.

Selain itu, faktor penciptaan nilai tambah yang didapatkan oleh negara juga menjadi pertimbangan utama. Pemerintah ingin agar investasi yang dilakukan oleh perusahaan asing tidak hanya menguntungkan perusahaan tersebut, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, Apple diminta untuk melunasi komitmen investasi sebelumnya dan meningkatkan investasi yang lebih besar dalam bentuk fasilitas produksi dan pengembangan industri di Indonesia.

Apple dan Masa Depan Investasi di Indonesia

Dengan adanya perbandingan ini, pemerintah Indonesia kini lebih berhati-hati dalam memberikan izin bagi perusahaan asing untuk menjual produknya di tanah air. Jika Apple ingin melanjutkan penjualannya di Indonesia, mereka harus memenuhi kewajiban investasi sebelumnya, yaitu sebesar US$ 10 juta. Setelah itu, baru mereka bisa mengajukan investasi lebih lanjut yang lebih sesuai dengan nilai yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia.

Selain itu, Apple juga harus mempertimbangkan untuk membangun pabrik atau fasilitas produksi di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Samsung dan Xiaomi. Investasi dalam bentuk fasilitas ini akan lebih menguntungkan bagi Indonesia, karena tidak hanya mendatangkan pendapatan negara melalui pajak, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat dibutuhkan.

Baca juga: Kemenperin: Apple Tawarkan Buka Pabrik di Bandung untuk Produksi Komponen AirPods Max

Dampak Investasi di Industri Elektronik Indonesia

Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar untuk produk-produk elektronik di Asia Tenggara. Oleh karena itu, investasi di sektor ini sangat penting untuk memastikan bahwa industri elektronik Indonesia dapat berkembang pesat dan bersaing di pasar global. Samsung dan Xiaomi telah membuktikan komitmen mereka dengan mendirikan fasilitas produksi di Indonesia, yang tidak hanya menghasilkan produk untuk pasar domestik, tetapi juga untuk ekspor ke negara-negara lain.

Dengan adanya peraturan yang ketat terkait TKDN dan komitmen investasi, pemerintah Indonesia berusaha untuk mendorong perusahaan-perusahaan asing agar lebih banyak berinvestasi di sektor manufaktur, yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah juga berharap dapat menarik lebih banyak investasi asing yang memberikan dampak positif, seperti peningkatan kualitas produk, penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan negara.

Dalam persaingan ketat di pasar elektronik Indonesia, Apple dihadapkan pada tantangan untuk memenuhi komitmen investasi yang sudah lama disepakati. Tawaran investasi US$ 100 juta dari Apple tidak cukup untuk memenuhi standar keadilan yang diharapkan pemerintah, terutama jika dibandingkan dengan investasi yang sudah dilakukan oleh Samsung dan Xiaomi di Indonesia. Oleh karena itu, Apple harus melunasi komitmen investasi sebelumnya dan meningkatkan kontribusinya di Indonesia agar dapat melanjutkan penjualan iPhone 16 di pasar Indonesia.

Dengan perbandingan ini, diharapkan perusahaan-perusahaan asing lainnya juga dapat lebih memperhatikan kontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia, bukan hanya mengandalkan penjualan produk tanpa memberikan manfaat jangka panjang bagi negara.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(emh)


Share :