Twitter Indonesia Ternyata Belum Punya Fitur Penanda Hoax

Rima Fidayani Rizki . October 19, 2020

Foto: Business Insider

Teknologi.id - Kebebasan untuk menulis cuitan (tweet) pada platform Twitter tidak jarang disalahgunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebar hoaks atau misinformasi. 

Baca Juga: LINE Developer Day 2020 : Event Bergengsi dan Gratis!

Untuk membasmi penyebaran cuitan dan berita semacam itu, Twitter memiliki fitur penandaan atau pelabelan. Namun, ternyata fitur tersebut baru dimiliki oleh Twitter Amerika Serikat saja dan terbatas pada isu-isu terkait COVID-19 dan pemilu AS. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Public Policy & Philanthropy Director, Indonesia & Malaysia, Twitter, Agung Yudha. Pihaknya mengatakan bahwa fitur penandaan atau pelabelan itu belum dimiliki oleh Twitter Indonesia.

Lebih lanjut, Agung menyebutkan fitur tersebut mungkin akan diberlakukan secara global apabila uji coba pada pasar Amerika Serikat mendapatkan respon positif.

"Belum ada karena fitur itu saat ini baru di AS dan itu pun untuk sementara ini hanya untuk konten terkait COVID-19 dan US election jadi di luar itu masih belum. Jika misalnya trial ini sukses dan didukung pengguna, kemungkinan akan diluncurkan ke global secara bertahap," ujarnya, seperti dikutip dari konferensi virtual pada Kamis (15/10).

Agung menambahkan belum ada informasi yang sampai kepada Twitter Indonesia mengenai waktu ketersediaan dan negara mana saja yang akan bisa menikmati fitur pelabelan cuitan itu. Selain itu, ruang lingkup isu dalam pelabelan juga belum pasti, apakah hanya untuk isu COVID-19 dan pemilu atau berlaku pula untuk isu-isu lainnya.

Sebelumnya, banyak cuitan Presiden AS, Donald Trump, yang ditandai oleh Twitter. Salah satunya berisi sebuah video hoaks CNN yang bertuliskan 'Amerika bukan masalahnya. Masalahnya adalah berita palsu'. Saat dikonfirmasi, juru bicara Twitter mengatakan cuitan ini diberi label sebagai manipulated media untuk memberikan penjelasan kepada publik.

Pada bulan Mei, dua cuitan Trump diberi label oleh Twitter terkait klaim palsu tentang surat suara di California. Beberapa hari kemudian, Twitter melabeli cuitan Trump dengan glorification of violence atau glorifikasi kekerasan, atas cuitannya yang berbunyi 'ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai'.

Baca Juga: Gandeng Nokia, NASA Bakal Sediakan Layanan 4G di Bulan

Belum lama ini, cuitan Trump kembali mendapatkan tanda, di mana cuitan tersebut berisi klaim dirinya imun (kebal) terhadap COVID-19. Twitter memutuskan untuk menyembunyikan cuitan itu, tetapi tetap dapat diakses dengan peringatan.

(rf)


Share :