Teknologi.id - Perusahaan rintisan (startup), StreetCred sedang mengembangkan peta digital di Indonesia. Saat ini, perusahaan pesaing Google Maps itu sedang mengumpulkan data di beberapa wilayah Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Perusahaan asal Amerika Serikat itu sedang mengincar dua startup besar yakni Gojek dan Grab dalam pengembangannya. Sebab, mereka sadar jika perusahaan super-app itu memiliki peta yang akurat dalam pelayanan. Sementara StreetCred menyediakan informasi terkait lokasi, lewat pendekatan pengumpulan data (crowdsourcing).
StreetCred menggunakan metode partisipatif dalam pengumpulan datanya. Sejauh ini, telah ada 125 orang yang berpartisipasi. Keunggulannya, ada bayaran dalam bentuk mata uang digital (cryptocurrency) 0,08 bitcoin atau US$ 550 (sekitar Rp 8,6 juta) bagi 10 peserta teratas.
BACA JUGA: Fitur Baru Google Maps Tampilkan Restoran yang Bisa Antar Makanan ke Rumah
CEO StreetCred Randy Meech mengatakan, Google Maps memungkinkan pengembangan menggunakan layanan mereka yang di-hosting atau disimpan di website maupun server. “Tetapi mereka sangat membatasi dan mahal," kata dia dikutip dari Nikkei Asian Review yang disadur dari Katadata, (19/4/2020).
Google tidak mengizinkan seseorang mendapatkan semua data point of interest dan menyimpannya di basis data. Kalaupun seseorang berbagi informasi tentang perjalananya, logistik dan lainnya, yang dapat diakses hanyalah data mentah.
StreetCred berfokus mengatasi persoalan tersebut, dengan mengumpulkan data lewat kompetisi selama empat minggu. Para peserta mengumpulkan informasi tentang warung tradisional dan tempat lainnya sebanyak mungkin, termasuk yang belum ada di Google Maps.
Meech melihat tingginya permintaan data lokasi di Asia Tenggara sebagai peluang. “Di mana lebih sulit mengakses data seperti ini ketimbang di AS,” kata dia.
View this post on Instagram@streetcredapp is coming to Jakarta! Follow the app account for details 🎉
A post shared by StreetCred (@streetcredlabs) on
Mereka menargetkan bisa mengumpulkan 17.500 point of interest di Jakarta hingga akhir minggu ketiga April. Perusahaan juga mempertimbangkan untuk memperluas pengumpulan data ke Bangkok, Thailand dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Ia menilai bahwa pengumpulan data lokasi semakin penting di tengah pandemi corona. Sebab, Sebagian besar masyarakat mengandalkan pemesanan berbasis aplikasi untuk berbelanja dan lainnya.
Kepala kemitraan strategis di Grab Indonesia Kertapradana Subagus mengakui sulit untuk mengukur jalan yang terlihat di peta cukup atau tidak untuk dilewati sepeda motor atau mobil. Karena itu, kualitas pemetaan memang harus ditingkatkan guna memudahkan mitra pengemudi dan pengguna.Hanya, Grab memiliki tim khusus untuk mendeteksi lokasi.
Per Agustus tahun lalu, decacorn asal Singapura ini telah menyediakan lebih dari 5 juta point of interest sebagai pilihan titik penjemputan bagi pengguna. Pada November lalu, perusahaan membuka Lab Inovasi dan Rekayasa di pinggiran Jakarta dengan menggaet sekitar 50 staf untuk mengembangkan sistem pemetaan. Salah satunya, gagasan menggunakan drone guna mendeteksi jalan-jalan sempit dan membuat peta interior bangunan.
BACA JUGA: Cara Google Maps Menentukan Kemacetan Lalu Lintas di Suatu Tempat
Grab juga mempekerjakan Philipp Kandal, mantan wakil presiden senior bidang teknik di perusahaan layanan lokasi nirkabel Telenav yang berbasis di AS. Ia bertugas mengawasi upaya rekayasa peta.
Sedangkan Gojek menggaet Nate Smith dari OpenStreetMap pada September lalu. Smith yang kini menjabat Head of Business Cartography Gojek mengakui butuh masukan terkait data-data lokasi di Jakarta.
"Sebagai contoh, banyak restoran dan bisnis berpindah dalam waktu kurang dari satu tahun, sehingga pencitraan tampilan jalan dan validasi di lapangan akan sangat penting dalam memastikan peta kami terus diperbarui," ujar Smith.
Gojek dan Grab juga menggunakan layanan Google Maps. Fitur besutan Google ini memiliki basis data luas yang dirangkai bersama selama bertahun-tahun melalui roaming mobil Street View, data satelit, dan pengikisan web.
(sz)