CEO Google: AI Tak Akan Gantikan Programmer

Bunga Melssa Maurelia . September 23, 2024
ai tak akan gantikan progammer
Sumber: Unsplash / Sigmund


Teknologi.id - Dengan semakin berkembangnya kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, Google Gemini, dan lainnya, muncul kekhawatiran bahwa profesi programmer akan tergantikan oleh teknologi ini.

Beberapa produk AI sekarang sudah mampu menulis kode pemrograman dan membuat aplikasi, tugas yang biasa dilakukan oleh programmer. Namun, CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai, meyakinkan bahwa AI tidak akan menggantikan peran manusia, terutama para programmer.

Dalam sebuah acara yang digelar di Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Pennsylvania, Sundar Pichai menegaskan bahwa AI tidak akan mengambil alih pekerjaan programmer, tetapi justru akan menjadi alat yang mendukung dan memperkuat mereka.

Baca juga: Viral Tren "How I would look like in the 1930's", Begini Cara Bikinnya Pakai CapCut

Pichai mengungkapkan bahwa AI akan meningkatkan efisiensi dan meringankan beban kerja para coder sehingga mereka dapat lebih fokus pada aspek kreatif dari pekerjaan mereka.

"AI akan membantu orang menyelesaikan pekerjaannya. Untuk para programmer, AI akan meningkatkan efisiensi dan meringankan beban kerja, sehingga mereka bisa fokus pada hal-hal yang lebih kreatif," ujar Pichai.

Dengan AI, programmer tidak lagi harus terjebak dalam tugas-tugas rutin yang membosankan, seperti debugging atau menulis kode sederhana, melainkan dapat mencurahkan energi mereka pada inovasi yang lebih kompleks dan bernilai.

AI Menurunkan Kesulitan Tingkat Coding

Pichai juga memprediksi bahwa AI akan membuat coding lebih mudah dan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Sebagai teknologi yang dapat memahami bahasa alami manusia, AI memungkinkan orang tanpa latar belakang teknis untuk belajar dan melakukan coding dengan lebih cepat.

"AI akan membantu menurunkan tingkat kesulitan dalam coding dan pembuatan program komputer, sebab AI dapat mengerti bahasa natural manusia," tambah Pichai. Artinya, AI berpotensi mengubah dunia teknologi informasi (TI) dengan membuka pintu bagi lebih banyak individu yang sebelumnya mungkin tidak memiliki keterampilan teknis untuk terjun ke dunia pemrograman.

AI, dengan kata lain, akan menjadi alat yang memberdayakan kemampuan manusia, menjadikan coding lebih inklusif dan mudah diakses. Hal ini juga diharapkan akan membuka lebih banyak peluang bagi orang-orang yang ingin belajar dan terlibat dalam pengembangan teknologi.

Di masa depan, AI akan membantu mengaburkan batas antara mereka yang memiliki keterampilan teknis dengan mereka yang tidak, mengantarkan era baru di mana semakin banyak orang dapat berkontribusi dalam pengembangan perangkat lunak.

AI Sebagai Alat Pemberdayaan, Bukan Ancaman

Pichai juga menyoroti bagaimana kita seharusnya memandang AI bukan sebagai kecerdasan "buatan" yang dikhawatirkan akan menggantikan manusia, tetapi sebagai alat yang "memberdayakan" atau meningkatkan kemampuan manusia. Pandangan ini mencerminkan pendekatan optimis terhadap masa depan AI, di mana teknologi ini akan menjadi mitra yang membantu kita bekerja lebih efisien, lebih cerdas, dan lebih kreatif.

Senada dengan Pichai, Andrew Ng, pendiri Google Brain dan salah satu tokoh terkemuka dalam pengembangan AI, juga menyuarakan pendapat serupa. Dalam sebuah seminar di Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand, Ng menegaskan bahwa AI tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan manusia, tetapi orang yang mampu menggunakan AI akan memiliki keunggulan kompetitif.

Manusia dengan AI vs. Manusia Tanpa AI

Andrew Ng menyatakan bahwa manusia yang dapat menggunakan AI dengan baik akan jauh lebih produktif dibandingkan dengan mereka yang tidak memahami atau tidak memanfaatkan AI. "Pada sebagian besar pekerjaan, jika 20-30 persen dari pekerjaan tersebut menerapkan sistem otomatisasi, maka sisanya tetap akan mengandalkan tenaga kerja manusia," kata Ng.

Artinya, AI memang akan otomatisasi beberapa tugas, tetapi bukan berarti seluruh pekerjaan manusia akan tergantikan. Sebaliknya, AI akan meningkatkan kemampuan mereka yang memanfaatkannya, sehingga orang-orang yang tidak memahami cara menggunakan AI mungkin akan tertinggal.

Baca juga: OpenAI Hadirkan o1 dengan IQ 200, Jauh Diatas Rata-Rata Manusia

"AI tidak akan menggantikan pekerjaan manusia, tetapi manusia yang menggunakan AI mungkin akan menggantikan mereka yang tidak," tambah Ng. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan AI dalam pekerjaan sehari-hari tidak hanya akan meningkatkan efisiensi, tetapi juga menjadi faktor kunci dalam persaingan karier di masa depan.

Selain itu, Ng juga menyoroti bahwa otomatisasi yang dilakukan oleh AI tidak semata-mata untuk efisiensi dan penghematan biaya. "Otomatisasi yang menggunakan AI tidak selalu berkaitan dengan efisiensi atau penghematan, tetapi lebih pada membantu perusahaan untuk menghasilkan inovasi baru," ujar Ng.

Pandangan ini menekankan bahwa peran AI dalam dunia kerja masa depan akan lebih mengarah pada penciptaan peluang inovasi daripada penggantian manusia. AI bukan hanya tentang mengurangi beban kerja, tetapi juga memperluas kemungkinan-kemungkinan baru yang dapat dicapai oleh manusia dengan bantuan teknologi.

AI sebagai Partner, Bukan Pengganti

Kesimpulannya, baik Sundar Pichai maupun Andrew Ng optimistis bahwa AI akan menjadi alat yang memberdayakan, bukan mengancam. AI tidak akan menggantikan programmer, melainkan akan membantu mereka dalam pekerjaan yang lebih teknis dan kompleks. Teknologi ini juga akan membuka peluang baru bagi lebih banyak orang untuk belajar coding dan berinovasi.

Pichai menekankan bahwa di masa depan, kolaborasi antara manusia dan AI akan semakin penting, di mana AI akan berfungsi sebagai alat bantu yang memperkuat kreativitas manusia, bukan sebagai pengganti. Bagi mereka yang khawatir akan kehilangan pekerjaan karena AI, sebaiknya melihat perkembangan ini sebagai kesempatan untuk berkembang dan belajar keterampilan baru.

Satu hal yang pasti, mereka yang bisa memanfaatkan AI akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan di dunia kerja masa depan. Teknologi ini tidak hanya akan mengubah cara kita bekerja, tetapi juga membuka pintu untuk inovasi yang lebih besar dan aksesibilitas yang lebih luas.

Baca Berita dan Artikel lain di Google News

(bmm)

Share :