Indonesia-Turki Kerja Sama Buat Drone Militer, ini Sebabnya

Fabian Pratama Kusumah . March 10, 2022

Foto: KKIP

Teknologi.idIndonesia dengan Turki sudah sejak tahun 2008 lalu menjalin kerja sama pembuatan drone militer.

Kerja sama Indonesia dan Turki membuat drone militer ini sudah membuat hasil yaitu drone militer ANKA buatan Turki sedangkan Indonesia mempunyai Elang Hitam.

Spesifikasi Drone Elang Hitam

Elang Hitam atau Black Eagle buatan anak negeri resmi diperkenalkan di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI), tahun 2019 lalu.

Drone ini merupakan hasil kolaborasi pembentukan konsorsium antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, TNI Angkatan Udara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), PTDI, PT Lembaga Elektronik Nasional (PT LEN), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Drone Elang Hitam memiliki radius operasional 250 kilometer dan cruising altitude 3000-5000 meter dengan kecepatan maksimum 235 kilometer per jam.

Drone Elang Hitam mampu terbang dengan ketinggian maksimal 7200 meter dan mampu terus terbang tanpa henti hingga 30 jam.

Drone ini bisa lepas landas dengan landasan pacu sepanjang 700 meter dan bisa mendarat di landasan pacu sepanjang 500 meter.

Baca  juga: Bayraktar TB2, Drone Tempur yang Dipakai Ukraina untuk Usir Rusia

Elang Hitam direncanakan memiliki beberapa fitur yakni beroperasi otomatis secara penuh, mampu melakukan misi pengintaian jarak jauh pada malam hari, serta mampu berkomunikasi secara Lign Of Sight (LOS) hingga sejauh 200 km dari pusat kendali.

Dilansir dari BPPT, kerjasasama antara BBTA3 (Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika) BPPT dan Turkish Aerospace telah dimulai sejak 2008 ketika kampanye pertama pengujian terowongan angin dilakukan di ILST (Indonesian Low Speed Tunnel) untuk ANKA.

Turki sendiri meminjam terowongan angin milik Indonesia untuk menguji aerodinamika ANKA.

Terowongan angin tersebut dinilai kelas dunia karena sangat presisi dengan intensitas turbulensi yang sangat rendah di bawah 0,1 persen, lapisan batas yang sangat tipis di bawah 5 persen.

(fpk)

Share :