Foto: KKIP
Teknologi.id – Indonesia
dengan Turki sudah sejak tahun 2008
lalu menjalin kerja sama pembuatan drone militer.
Kerja sama Indonesia dan Turki
membuat drone militer ini sudah membuat hasil yaitu drone militer ANKA buatan Turki sedangkan Indonesia
mempunyai Elang Hitam.
Spesifikasi Drone Elang Hitam
Elang Hitam atau Black Eagle
buatan anak negeri resmi diperkenalkan di Hanggar PT Dirgantara Indonesia
(PTDI), tahun 2019 lalu.
Drone ini merupakan hasil kolaborasi
pembentukan konsorsium antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, TNI Angkatan Udara, Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), PTDI, PT Lembaga Elektronik
Nasional (PT LEN), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Drone Elang Hitam memiliki radius
operasional 250 kilometer dan
cruising altitude 3000-5000 meter dengan kecepatan maksimum 235 kilometer per
jam.
Drone Elang Hitam mampu terbang
dengan ketinggian maksimal 7200 meter
dan mampu terus terbang tanpa henti hingga 30
jam.
Drone ini bisa lepas landas
dengan landasan pacu sepanjang 700 meter
dan bisa mendarat di landasan pacu sepanjang 500 meter.
Baca juga: Bayraktar TB2, Drone Tempur yang Dipakai Ukraina untuk Usir Rusia
Elang Hitam direncanakan memiliki
beberapa fitur yakni beroperasi otomatis
secara penuh, mampu melakukan misi
pengintaian jarak jauh pada malam hari, serta mampu berkomunikasi secara
Lign Of Sight (LOS) hingga sejauh 200 km dari pusat kendali.
Dilansir dari BPPT, kerjasasama
antara BBTA3 (Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan
Aeroakustika) BPPT dan Turkish Aerospace telah dimulai sejak 2008 ketika
kampanye pertama pengujian terowongan angin dilakukan di ILST (Indonesian Low
Speed Tunnel) untuk ANKA.
Turki sendiri meminjam terowongan angin milik Indonesia
untuk menguji aerodinamika ANKA.
Terowongan angin tersebut dinilai
kelas dunia karena sangat presisi
dengan intensitas turbulensi yang sangat rendah di bawah 0,1 persen, lapisan
batas yang sangat tipis di bawah 5 persen.
(fpk)