Foto: Dassault Aviation
Teknologi.id – Indonesia beberapa waktu lalu dikabarkan sepakat membeli pesawat tempur Dassault Rafale dari Prancis.
"Sebuah kehormatan besar bagi
Dassault Aviation bisa menyaksikan Rafale bergabung dengan TNI Angkatan Udara
yang sangat prestisius,"
Kata Eric Trappier, CEO Dassault Aviation, Produsen pesawat tempur Dassault Rafale, seperti dikutip website resmi Pemerintah Indonesia.
Indonesia mulai menerima
pengiriman Rafale dari batch pertama sebanyak 6 unit pada tahun 2026 mendatang.
Hal ini karena Dassault Aviation sebagai produsen, banyak menerima pesanan. Sebelum Indonesia sudah ada pesanan dari India, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab, Mesir, Yunani dan Prancis sendiri.
Selama ini, kekuatan TNI AU
bertumpu pada pesawat tempur generasi 4, di antaranya ialah F-16.
Namun, pesawat itu segera memasuki masa pensiun dalam beberapa tahun ke depan. Sehingga Menhan Prabowo menjajaki sejumlah pilihan untuk pengganti dan memutuskan Dassault Rafale adalah yang paling cocok.
Sebagai catatan, untuk membeli
sebuah jet tempur harus melalui proses yang panjang. Dari masalah teknis hingga
non teknis.
Proses kajian yang dijalankan
termasuk penilaian ke pihak pabrikan maupun operator, ada studi yang harus
dilaksanakan.
Tidak ketinggalan dan jadi faktor
penting lainnya adalah masalah pendanaan dan persetujuan pihak-pihak terkait
baik di dalam maupun di luar negeri.
Spesifikasi Dassault Rafale
Foto: Dassault Aviation
Baca juga: Indonesia Beli Rp199 Triliun, ini Spesifikasi Jet Tempur F-15
Jet tempur Rafale memiliki
spesifikasi dua unit mesin Snecma M88,
sehingga mampu melesat sampai 1,8 mach atau sekitar 1.912 km per jam.
Secara dimensi, Rafale sebenarnya tidak terlalu besar, panjangnya 15 meter dan tingginya 5 meter. Rafale dikenal cepat, kuat, dan juga gesit sehingga cocok untuk berbagai medan perang.
Pesawat Rafale yang bermesin 2 x M88 dapat mencapai daya dorong maksimum 2 x 7,5 ton. Muatan bahan bakar yang mencapai 6,7 ton, Rafale memiliki daya jelajah hingga 3.700 km.
Sebagai pesawat jet tempur
generasi 4.5, Rafale memiliki radar
cross section (RCS) yang jauh lebih baik daripada jet tempur di kelasnya.
RCS khusus milik Rafale membuatnya tak mudah terpantau radar musuh. Apabila menghadapi radar canggih, pesawat tempur ini dibekali radar jamming yang dapat mengacaukan operasi radar musuh.
Persenjataan udara Rafale dipandu AASM/HAMER, bom pemandu laser PAVEWAY, dan meriam 30 milimeter, dapat digunakan untuk serangan langsung dengan sangat presisi.
"Dengan spesifikasi dan kecanggihan teknologi militer yang disematkan pada Dassault Rafale, akan semakin menambah kekuatan pertahanan udara militer Indonesia, di mana saat ini Indonesia baru memiliki 41 pesawat tempur," ungkap Adi.
Harga Rafale, melansir Aircraftcompare, mencapai US$115 juta atau sekitar Rp1,5 Triliun. Rumornya Indonesia ingin membeli 48 unit, maka harus merogoh kas negara hingga Rp72 triliun.
Sebagai informasi, selain F-16 dan Sukhoi-35, Prabowo sudah mencoba melakukan pengadaan pesawat Eurofighter Thypoon, tapi tidak ada produk baru.
Ada pula pesawat tempur Gripen dari Swedia, tapi hanya ada tipe light fighter dan tak cocok dengan Indonesia.
(fpk)
Tinggalkan Komentar