Riset: Kerja Lebih dari 54 Jam Seminggu Bisa Tingkatkan Risiko Kematian

Teknologi.id . September 27, 2024
Foto: Harvard Business Review


Teknologi.id - Kerja keras sering kali dianggap sebagai kunci sukses. Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa bekerja terlalu lama, khususnya lebih dari 54 jam per minggu, dapat berdampak buruk pada kesehatan dan bahkan meningkatkan risiko kematian. Penelitian ini memaparkan fakta yang mengkhawatirkan tentang dampak jam kerja yang berlebihan terhadap kesehatan jangka panjang. Di balik ambisi untuk meraih kesuksesan, keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan adalah hal yang tidak boleh diabaikan.

Temuan Penelitian: Jam Kerja dan Risiko Kematian

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Environment International pada September 2024 mengungkapkan bahwa lebih dari 750.000 orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat dampak langsung dari bekerja terlalu lama. Penelitian ini memeriksa data dari berbagai negara dan menyoroti bahaya jam kerja yang berlebihan, yaitu 55 jam atau lebih per minggu, terhadap kesehatan manusia.

Studi ini menyimpulkan bahwa orang yang bekerja lebih dari 54 jam per minggu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan yang dapat berujung pada kematian dini. Beberapa kondisi kesehatan yang terkait dengan kerja berlebihan termasuk penyakit jantung, stroke, dan gangguan metabolisme.

Baca juga: Riset Baru Ungkap 96 Persen Karyawan Indonesia Rela Potong Gaji Asal Bisa WFA

Penyebab Kematian Akibat Kerja Berlebihan

Ada beberapa faktor utama yang menjelaskan mengapa jam kerja yang berlebihan dapat menyebabkan risiko kematian meningkat. Dua faktor utamanya adalah:

  1. Peningkatan Hormon Stres
    Bekerja terlalu lama menyebabkan lonjakan hormon stres, terutama kortisol. Hormon ini, jika terus-menerus tinggi, dapat memicu berbagai masalah kesehatan, terutama yang berhubungan dengan jantung dan tekanan darah. Stres yang berkepanjangan juga melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit.

  2. Perubahan Perilaku dan Gaya Hidup
    Selain stres, bekerja berlebihan sering kali mengarah pada perubahan negatif dalam gaya hidup. Beberapa dampak yang paling umum termasuk:

    • Kurang Tidur: Orang yang bekerja terlalu banyak cenderung mengalami kesulitan mendapatkan tidur yang cukup, yang penting untuk regenerasi tubuh dan kesejahteraan mental.
    • Kurangnya Aktivitas Fisik: Dengan waktu yang habis untuk bekerja, mereka biasanya tidak memiliki waktu atau energi untuk berolahraga. Padahal, aktivitas fisik sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan.
    • Pola Makan Tidak Sehat: Waktu yang terbatas sering membuat seseorang mengabaikan pola makan sehat, memilih makanan cepat saji atau makanan tidak sehat lainnya.
    • Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan: Stres dari pekerjaan juga dapat mendorong seseorang untuk mencari pelarian melalui rokok atau alkohol, yang tentu saja memperburuk kesehatan mereka.

Dampak di Indonesia

Lalu, bagaimana kondisi di Indonesia? Data dari International Labour Organization (ILO) menyebutkan bahwa rata-rata jam kerja di Indonesia adalah sekitar 40 jam per minggu, yang menjadikannya salah satu yang terpendek di Asia Tenggara. Namun, meski rata-rata jam kerja cukup ideal, ILO juga mencatat bahwa 22% pekerja di Indonesia bekerja lebih dari 49 jam per minggu, suatu kondisi yang sudah dikategorikan sebagai "excessive working limit" atau batas kerja berlebihan.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kebijakan jam kerja di Indonesia sudah cukup baik, masih ada sejumlah besar pekerja yang mungkin rentan terhadap dampak negatif dari jam kerja yang panjang. Pekerja yang masuk kategori ini, terutama mereka yang bekerja di sektor informal atau industri yang padat karya, mungkin menghadapi risiko yang sama seperti yang diungkapkan dalam penelitian global tersebut.

Baca juga: Keren! Anak Negeri Ciptakan Alat Pendeteksi Ngantuk Berbasis AI

Mengelola Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kesehatan

Temuan ini memberikan peringatan bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bekerja keras memang penting, tetapi kesehatan harus tetap menjadi prioritas utama. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko dari bekerja berlebihan antara lain:

  1. Mengatur Jadwal Kerja dengan Bijak
    Buatlah jadwal kerja yang realistis dan berusaha untuk membatasi jam kerja berlebihan. Jika memungkinkan, carilah waktu istirahat di antara jam kerja yang panjang untuk mengurangi stres.

  2. Prioritaskan Tidur yang Cukup
    Tidur adalah kebutuhan yang mendasar bagi tubuh untuk melakukan regenerasi. Pastikan Anda mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam, meskipun pekerjaan menumpuk.

  3. Perhatikan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
    Meskipun sibuk, usahakan untuk tetap menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

  4. Kelola Stres dengan Baik
    Temukan cara-cara efektif untuk mengelola stres, baik melalui meditasi, hobi, atau aktivitas lain yang dapat membantu Anda rileks.

Kesimpulan

Kerja keras memang bisa membawa kesuksesan, tetapi tanpa keseimbangan, risiko kesehatan yang timbul bisa menjadi sangat berbahaya. Penelitian ini menegaskan bahwa bekerja lebih dari 54 jam per minggu dapat meningkatkan risiko kematian dini. Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk tidak hanya fokus pada pekerjaan, tetapi juga menjaga kesehatan fisik dan mental agar dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan seimbang.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar