Teknologi.id - Dalam dunia kerja yang terus berubah, semakin banyak karyawan di Indonesia yang menginginkan pengalaman kerja yang lebih fleksibel dan personal. Bahkan, mereka rela gajinya dipotong demi bisa bekerja dari mana saja, atau yang biasa disebut Work From Anywhere (WFA). Fakta ini diungkapkan dalam riset terbaru yang dilakukan oleh Hewlett Packard (HP) melalui Work Relationship Index 2024.
Riset tersebut melibatkan 1.000 karyawan, 200 pengambil keputusan di bidang teknologi, serta 100 pemimpin bisnis di Indonesia. Hasilnya mengejutkan, 96 persen karyawan yang disurvei menyatakan mereka bersedia menerima potongan gaji asalkan mereka mendapatkan lebih banyak fleksibilitas dalam bekerja, termasuk opsi WFA.
Baca juga: Riset Terbaru Ungkap Gen Z Rela Digaji Kecil Demi Bisa WFA dan Sehat Mental
Mengapa Fleksibilitas Penting?
Saat ini, karyawan tidak hanya mencari gaji yang besar, tetapi juga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance). Sebanyak 87 persen pekerja percaya bahwa personalisasi di tempat kerja akan memperkuat hubungan mereka dengan pekerjaan. Artinya, karyawan ingin lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi mereka, baik dari segi waktu, tempat, maupun alat kerja.
Bukan hanya karyawan yang merasakan pentingnya personalisasi, 90 persen pemimpin bisnis di Indonesia juga menginginkan hal serupa. Mereka percaya bahwa pengalaman kerja yang lebih fleksibel akan meningkatkan kesejahteraan karyawan dan membantu perusahaan mempertahankan tenaga kerja dalam jangka panjang.
Apa yang Mereka Pertukarkan dengan Gaji?
Riset ini juga menunjukkan bahwa rata-rata karyawan bersedia memotong 14 hingga 15 persen dari gaji mereka demi mendapatkan kebebasan bekerja sesuai keinginan. Misalnya, 15 persen karyawan rela menukar sebagian gaji mereka dengan kebebasan memilih kapan dan di mana mereka bekerja, serta akses ke teknologi terbaru yang mendukung produktivitas mereka.
Karyawan semakin melihat manfaat non-moneter seperti fleksibilitas dan personalisasi sebagai sesuatu yang lebih berharga daripada kenaikan gaji. Hal ini menandakan perubahan besar dalam cara karyawan melihat kompensasi. Di satu sisi, mereka mencari kepuasan lebih dalam pekerjaan yang dilakukan, dan di sisi lain, mereka menginginkan kesejahteraan yang lebih baik di luar pekerjaan.
Implikasi bagi Perusahaan di Indonesia
Dengan meningkatnya permintaan untuk personalisasi, perusahaan di Indonesia perlu beradaptasi dengan tren ini jika ingin mempertahankan karyawan mereka. Karyawan yang merasa kebutuhan mereka dihargai dan diperhatikan cenderung lebih loyal dan bertahan lebih lama di perusahaan. Perusahaan yang menawarkan solusi kerja fleksibel dan dipersonalisasi tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan tenaga kerjanya.
Fleksibilitas dan personalisasi di tempat kerja kini menjadi daya tarik utama, bukan hanya untuk karyawan, tetapi juga bagi pemimpin bisnis yang ingin memastikan keberhasilan jangka panjang perusahaan mereka.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar