Foto: Marketeers
Teknologi.id - Masih tentang keriuhan di twitter malam tadi, terkait trending topic #uninstallbukalapak. Di tengah derasnya kritikan ada juga netizen yang mendukung tweet CEO Achmad Zaky, tapi tidak setuju dengan kata-kata politis didalamnya
Sepanjang Kamis malam (15/2/2018), tagar #unistallbukalapak banyak disuarakan netizen twitter atas reaksi kicauan CEO Bukalapak Achmad Zaky. Saking ramainya, hashtag tersebut nangkring di posisi satu trending topic Twitter Indonesia.
Disaat bersamaan muncul #DukungBukalapak. Sejumlah netizen berpendapat tidak perlu sampai uninstall aplikasi Bukalapak lantaran tweet pria yang kerap disapa Zaky itu. Sebab begitu banyak karyawan dan UKM di balik e-commerce yang identik berwarna merah marun ini.
This tweet is unavailable
Ternyata dukungan bagi Bukalapak pun tidak kalah ramai. Pantauan Teknologi.id pada Jumat pagi (15/2/2019) tagar #DukungBukalapak merangsek naik ke posisi satu trending topik Twitter Indonesia.
Tetapi pada pukul 10.00 jumat (15/2/2019) tagar #DukungBukalapak digeser dan menghilang dari posisi trending topic twitter dan digantikan oleh tagar #uninstallbukalapak yang menduduki posisi satu trending topic Twitter Indonesia.
Keriuhan netizen ini terkait cuitan Zaky yang menyinggung perbandingan soal dana riset industri 4.0 di berbagai negara, yang menempatkan Indonesia di posisi ke-43.
Sebelumnya, cuitan Zaky yang menyinggung 'presiden baru' menyebabkan munculnya tagar #uninstallbukalapak, yang jadi trending topic. Cuitan itu kini sudah dihapus Zaky. Dalam cuitannya itu, Zaky menyebut omong kosong industri 4.0 jika budget research & development (R&D) Indonesia masih jauh dibandingkan negara lain. Dalam data yang dia sodorkan, Indonesia jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia.
Juru Bicara BPN Andre Rosiade menyebut data yang disampaikan Achmad Zaky mengenai budget research and development (R&D) benar adanya.
"Intinya pernyataan Zaky itu benar, bahwa rezim pak Jokowi itu anggaran riset zaman pak Jokowi itu hanya sebesar 0,9% dari APBN itu data 2017, sekitar 24 triliun, angka paling kecil jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 2,1 persen APBN-nya," tutur Andre, Kamis (14/2) malam seperti dikutip dari
detikINET.
"Jadi intinya, apa yang disampaikan Zaky itu tidak salah, keberpihakan pemerintah itu harus terlihat dari anggaran yang disiapkan, intinya memang ada yang kurang dari dana riset pemerintah, jadi bagaimana Indonesia naik kelas kalau anggaran risetnya kurang, kan nggak ada yang salah," imbuhnya.
Andre juga mengatakan data yang dipaparkan Zaky dalam cuitannya jelas dan tidak mengada-ada. Menurutnya, Indonesia yang masa depannya di tangan ekonomi digital haruslah memperhatikan kritik-kritik yang membangun sepeerti kritik Zaky terhadap dana R&D.
(DWK)
Tinggalkan Komentar