
Teknologi.id - Indonesia berada di salah satu wilayah paling rawan gempa di dunia karena posisi geografisnya yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Kondisi ini membuat sebagian besar wilayah Tanah Air selalu berisiko mengalami gempa bumi dan tsunami. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani, menegaskan bahwa Indonesia menghadapi ancaman serius dari zona megathrust yang mengelilingi negara ini.
Baca juga: Wilayah IKN Terancam Megathrust? Ini Penjelasannya
Menurut Faisal, ada tiga zona megathrust utama yang saat ini menjadi perhatian karena berpotensi memicu bencana besar. Ketiga zona tersebut adalah:
-
Megathrust Mentawai–Siberut
-
Megathrust Selat Sunda–Banten
-
Megathrust Sumba
Faisal menjelaskan, ketiga zona ini belum melepaskan energi tektonik dalam ratusan tahun, sehingga saat ini sedang terjadi akumulasi energi.
“Diduga kuat saat ini terjadi proses akumulasi energi tektonik yang dapat merilis gempa besar sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi,” katanya saat Rapat Tim Pengawas Bencana DPR RI di Jakarta.
Apa itu Zona Megathrust?
Zona megathrust merupakan daerah pertemuan antar-lempeng tektonik di zona subduksi, yaitu titik di mana satu lempeng meluncur ke bawah lempeng lain. Biasanya, zona ini berada di dasar laut. Ketika energi tektonik yang terakumulasi di zona ini dilepaskan, dampaknya bisa sangat dahsyat, berupa gempa berkekuatan tinggi bahkan tsunami raksasa.
Sejarah mencatat bahwa zona megathrust telah menjadi penyebab sejumlah gempa bumi dan tsunami paling besar di dunia. Contohnya adalah Megathrust Sunda di Indonesia, Palung Peru-Chile di Amerika Selatan, Palung Nankai di Jepang, dan zona subduksi Cascadia di Amerika Utara. Di Indonesia sendiri, gempa dan tsunami dari megathrust telah menelan ribuan korban, seperti yang terjadi di Aceh pada 2004.
Tanda-tanda dan Risiko
Selain ketiga zona utama, BMKG mencatat bahwa sepanjang tahun 2025, telah terjadi 850 gempa bumi yang bisa dirasakan masyarakat. Data ini menunjukkan bahwa ancaman gempa di Indonesia adalah nyata dan terus berlangsung. Gempa-gempa ini mungkin tidak sebesar yang dihasilkan oleh megathrust, namun tetap menjadi pengingat bahwa aktivitas tektonik di Indonesia sangat dinamis.
Zona Mentawai–Siberut misalnya, berada di sebelah barat Sumatera dan sudah lama menjadi perhatian. Wilayah ini rawan gempa besar karena posisi lempeng Indo-Australia yang menekan lempeng Eurasia. Sedangkan Megathrust Selat Sunda–Banten berpotensi memicu tsunami yang dapat menghantam wilayah pesisir Jawa dan Sumatera Selatan. Sementara itu, Megathrust Sumba berada di Nusa Tenggara dan bisa memicu gempa besar yang berdampak pada wilayah Flores, Sumba, dan sekitarnya.
Pentingnya Mitigasi dan Kesadaran Publik
BMKG menekankan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat. Masyarakat di wilayah rawan gempa dianjurkan untuk memahami titik-titik evakuasi, menyiapkan peralatan darurat, dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG. Pemerintah juga terus meningkatkan sistem peringatan dini tsunami untuk meminimalkan risiko korban jiwa.
Gempa megathrust biasanya memiliki frekuensi berulang ratusan tahun, sehingga proses akumulasi energi dapat berlangsung lama. Namun, ketika melepaskan energi, dampaknya bisa sangat dahsyat. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko bencana di Indonesia.
Baca juga: Ini Dia Zona Megathrust Berpotensi Gempa dan Tsunami di Pulau Jawa
Kesimpulan
Indonesia menghadapi ancaman nyata dari tiga zona megathrust yang aktif: Mentawai–Siberut, Selat Sunda–Banten, dan Sumba. Ketiga zona ini sedang mengakumulasi energi tektonik, sehingga gempa besar dapat terjadi kapan saja tanpa prediksi. Selain itu, gempa dari zona megathrust memiliki potensi memicu tsunami yang bisa menimbulkan kerugian besar.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, memahami lokasi rawan gempa, dan selalu mengikuti informasi resmi BMKG. Langkah-langkah mitigasi, seperti kesiapan evakuasi dan peralatan darurat, menjadi bagian penting dari strategi menghadapi bencana di Tanah Air yang rawan gempa.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)

Tinggalkan Komentar