Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko
Teknologi.id - Gerakan Julid Fi Sabilillah, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di platform X yang dahulu dikenal sebagai Twitter. Inisiatif ini merupakan kolaborasi erat antara netizen Indonesia dan Malaysia, bersatu dalam upaya melawan Zionis dan Israel di ranah media sosial.
Di balik roda gerakan ini, Erlangga Greschinov, Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti-Israel, menjadi sosok sentral. Melalui akun pribadinya @Greschinov, Greschinov menjelaskan bahwa tujuan utama gerakan ini adalah menghadapi propaganda Zionis di dunia maya.
"Demi tercapainya tujuan operasi melawan Israel di jagat maya, berikut beberapa hal penting bagi para pejuang #JulidFiSabilillah. Semoga dapat menjadi panduan dalam perjuangan kita. Indonesia, Malaysia, Palestina. Bersatu!" tulis Greschinov di platform X.
Baca Juga: Gerakan Julid Fi Sabilillah: Upaya Netizen untuk Menurunkan Moral Tentara Israel
Komandan Julid Fi Sabilillah Jadi Incaran Hacker Israel
According to our followers' reports and our investigations, our Twitter (X) targets list has been updated. pic.twitter.com/YmCSMCAW6q
— WeRedEvils🥷 (@WeRedEvils) November 26, 2023
Namun, di tengah sorotan positif terhadap gerakan ini, muncul tantangan baru. Kelompok hacker Israel, dikenal sebagai We Red Evils, merespon gerakan anti-Israel dengan peretasan. Salah satu yang menjadi sasaran adalah Erlangga Greschinov, komandan gerakan Julid Fi Sabilillah.
Perlawanan dari Netizen Indonesia
Erlangga Greschinov, yang sebelumnya aktif di Twitter dengan akun @Greschinov, mendapati dirinya menjadi target utama kelompok hacker Israel tersebut. Meskipun ditarget, Erlangga tetap yakin bahwa informasi dari Indonesia yang dikirim ke We Red Evils menjadi penyebabnya.
Tak hanya itu, pengumuman peretasan tersebut memicu reaksi positif dari netizen Indonesia yang mendukung Erlangga. Mereka menyerang unggahan We Red Evils dengan komentar-komentar yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap aksi peretasan tersebut.
Netizen Indonesia menunjukkan solidaritas mereka, mengecam tindakan peretasan yang dianggap sebagai bentuk penindasan terhadap suara-suara yang berani menentang Israel. Respons positif ini menciptakan semangat juang lebih besar di antara netizen yang mendukung gerakan Julid Fi Sabilillah.
Fokus utama gerakan ini adalah menentang tentara Israel, polisi Israel, warga Israel, atau institusi Israel yang menyajikan narasi anti-Palestina. Greschinov menekankan bahwa gerakan ini bersifat eksklusif melawan Zionis dan Israel, tanpa menargetkan Yahudi sebagai ras atau agama. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap akun di platform X yang mencampuradukkan Israel, Zionisme, dan Yahudi.
Konsistensi Erlangga Greschinov Memimpin Gerakan Julid Fi Sabilillah
Zionists, listen.
— Erlangga Greschinov (@Greschinov) November 27, 2023
This will happen to you if you don't stop this war.
As I said, Indonesians will be your most bitter foe in cyberspace. You'll realize it soon!! https://t.co/J5looP0QUV
Sebagai Komandan Satuan Operasi Khusus, Erlangga Greschinov menjadi inspirator bagi para pejuang gerakan ini. Cuitan-cuitannya di akun @Greschinov tidak hanya menjadi sumber motivasi, tetapi juga panduan bagi netizen yang ingin aktif dalam melawan propaganda Zionis.
Gerakan Julid Fi Sabilillah mendapatkan respons positif dari netizen Indonesia dan Malaysia. Banyak yang menyatakan dukungan mereka terhadap upaya melawan propaganda Zionis dan menyebarkan kesadaran mengenai situasi di Palestina. Hashtag #JulidFiSabilillah menjadi trending di media sosial, menandakan solidaritas yang semakin membesar di antara netizen kedua negara.
Erlangga Greschinov menegaskan pentingnya fokus dan pemahaman yang jelas dalam gerakan ini. Menyusun panduan bagi para pejuang #JulidFiSabilillah, Greschinov berusaha memastikan bahwa aksi mereka terarah dan tidak menyudutkan kelompok atau individu tertentu.
Dengan merujuk pada informasi tambahan, gerakan ini semakin diperkuat dan memiliki landasan yang kokoh. Pernyataan Greschinov tentang eksklusivitas gerakan sebagai bentuk protes terhadap narasi yang menyulut konflik, khususnya yang mencampuradukkan Zionisme dan agama Yahudi, memberikan arah yang jelas bagi para netizen yang terlibat.
Baca Juga: Cyber War, Hacker Rusia Serang Israel, Hacker India Bobol Palestina
Pada kesimpulannya, gerakan Julid Fi Sabilillah bukan hanya sekadar wujud protes melawan tindakan Israel di Palestina. Lebih dari itu, gerakan ini menjadi alat untuk melawan propaganda Zionis dan menyebarkan informasi yang akurat melalui media sosial. Erlangga Greschinov, sebagai pemimpin gerakan, memberikan inspirasi dan panduan bagi para netizen yang berkomitmen untuk menyuarakan hak Palestina.
Solidaritas netizen Indonesia dan Malaysia semakin terlihat, menciptakan narasi yang kuat dan mendukung dalam perjuangan melawan propaganda yang tidak berpihak. Meskipun dihadapkan dengan tantangan peretasan, gerakan ini tetap teguh dalam perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(anta)
Tinggalkan Komentar