Teknologi.id - Sejumlah pengguna Instagram di Indonesia mengalami kesulitan dalam me-repost konten terkait situasi Palestina, termasuk Reels dan IG Story, yang diunggah oleh beberapa akun. Beberapa pengguna melaporkan bahwa saat mencoba me-repost konten tersebut di IG Story, postingan mereka langsung dihapus oleh Instagram.
Dampak Penghapusan Konten Terkait Palestina: Shadowban Selama
2 Bulan
Salah satu contoh nyata adalah akun flashzone.id yang
mengungkapkan ketidakpuasan setelah postingan mereka mengenai pembebasan
sandera Israel dihapus oleh Instagram. Admin akun tersebut menyatakan bahwa
video yang menampilkan sandera Israel yang tampak sehat dihapus oleh pihak yang
"memiliki Aplikasi," menciptakan ketidakpuasan dalam komunitas.
Penghapusan konten ini tidak hanya berdampak pada konten yang dihapus, tetapi
juga menimbulkan shadowban selama dua bulan bagi akun flashzone.id. Shadowban
menjadi hambatan bagi akun tersebut untuk menyebarkan informasi terkini terkait
pembebasan sandera.
Meta Dinilai Bias Moderasi Konten Pro Palestina
Pengguna yang mengalami penghapusan postingan repost-nya
menerima notifikasi dari Instagram yang menyatakan bahwa kontennya dianggap
melanggar Kebijakan Komunitas terkait individu atau organisasi berbahaya.
Instagram dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak mengizinkan berbagi
simbol, pujian, atau dukungan terhadap individu atau organisasi yang dianggap
berbahaya.
Perusahaan Meta, selaku pemilik Instagram, juga telah
mendapat kritik karena perlakuan yang dianggap tidak setara terhadap pengguna
yang menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Kontroversi mencakup laporan
tentang penambahan kata "teroris" secara otomatis di akun Instagram
warga Palestina serta gambar kontroversial di fitur AI Sticker di WhatsApp yang
menciptakan ketegangan dalam persepsi konten politik di platform tersebut.
Baca juga: Serangan Mematikan Israel ke Palestina Ternyata Dibantu Teknologi AI
Apakah Kita Bisa Bebas Berekspresi di Media Sosial?
Keluhan-keluhan ini mencerminkan kompleksitas dan ketegangan dalam menanggapi isu-isu politik dan konflik di media sosial. Munculnya pertanyaan mengenai kebebasan berekspresi dan pengawasan konten di platform-platform seperti Instagram menyoroti perlunya keterbukaan dan transparansi dalam menjaga keadilan dan keberagaman opini di dunia digital.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(tqhf)
Tinggalkan Komentar