Koleksi Foto Tak Terpakai Tingkatkan Pemanasan Global? Bagaimana Caranya?

Lusita Amelia . October 06, 2022

foto: recode.id

Teknologi.id - Menyimpan kenangan indah dalam bentuk foto memang sangat menyenangkan. Setiap orang pastilah memiliki koleksi foto yang tersimpan di perangkat gadget masing-masing. Namun, tahukah kamu kalau ternyata koleksi foto tak terpakai yang disimpan itu dapat membuat bumi semakin panas? Mungkin sekilas memang tidak ada kaitannya antara menyimpan foto dengan pemanasan global. Akan tetapi, nyatanya para ahli telah meneliti hal ini dan membuktikannya. 

Tom Jackson dan Ian Hodgkinson, Ahli dari Longborough University, mengatakan bahwa data-data foto yang tak terpakai itu masuk kategori sebagai dark data (data gelap). Dalam tulisannya yang berjudul berjudul 'Dark data' is killing the planet - we need digital decarbonisation, mereka menyebutkan bahwa data-data yang tersimpan tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Mereka juga memaparkan bahwa gerakan digitalisasi telah menghasilkan 4% dari total emisi gas rumah kaca global yang diteliti pada tahun 2020. Perkembangan dunia digital yang semakin meningkan diperkirakan akan menghasilkan 97 zettabytes atau 97 triliun gigabyte data.

Data yang semakin banyak ini tentunya akan semakin memberikan dampak buruk untuk lingkungan, khususnya dalam meningkatkan panas di bumi. Bahkan, diperkirakan pada tahun 2025, data tersebut dapat berlipat ganda menjadi 181 zettabytes. Hingga kini, banyak para pengguna yang belum mengetahui hal ini sehingga banyak sekali yang masih menyimpan ribuan bahkan ratusan ribu data foto atau video tak terpakai di penyimpanan gadget, google drive, atau cloud yang mereka miliki. Data yang sudah tidak pernah digunakan lagi ini tetap membutuhkan ruang di komputer dan memori ini menggunakan banyak listrik untuk mempertahankan keberadaan data. 

Informasi mengenai dark data ini masih sedikit digaungkan oleh para pecinta alam atau yang disebut sebagai aktivis lingkungan. Umumnya masyarakat dan aktivis lebih mengutamakan perubahan untuk lingkungan dalam skala besar seperti pembatasan emisi industri otomotif, pabrik, dan lain sebagainya. Sedikit kita ketahui bahwa ternyata data digital justru menyumbangkan pencemaran lingkungan juga. Umumnya masyarakat menganggap bahwa data digital hanya memiliki karbon yang nteral dan tidak akan mencemari lingkungan. 

Baca juga: WhatsApp Bakal Larang Screenshot Untuk Foto dan Video Sekali Lihat

Emisi yang timbul akibat aktivitas digital berasal dari layanan ribuan server yang ada di seluruh negara bagian. Server ini berada pada pusat data yang tersebar di dunia. Ketika server memproses setiap byte data yang dikirim dari HP ataupun laptop, saat itulah terjadi emisi karbon, baik untuk proses pendinginan dan proses digital lainnya. Dikutip dari Webinar "Refleksi Gerakan Kerelawanan", Agustina Iskandar Crombach, Leader World Clean Up Day Indonesia, mengatakan bahwa 

“Tahukan kita bahwa foto-foto yang kita simpan di hp (handphone) itu adalah penyumbang gas rumah kaca ataupun emisi global yang dapat menyebabkan meningkatnya suhu bumi. Mungkin kita menganggap itu hal remeh, Ya sudahlah cuma nyimpan foto doang. Tetapi tak hanya itu, email-email kita itu juga berkontribusi, game yang kita mainkan, yang kadang-kadang juga enggak terpakai tapi kita download, atau aplikasi lainnya, itu semua adalah penyumbang suhu panas bumi. Jadi kepada kita semua, yuk mulai dari sekarang foto-foto mantan yang udah ga perlu dihapus. Lumayan. Jadi kita mengurangi peningkatan suhu bumi."

Dari pemaparan informasi di atas, kalian dapat mulai memilah mana saja foto-foto atau data penting yang perlu disimpan dalam perangkat gadget dan smartphone kalian. Kalian dapat mulai menyortir penyimpanan memori kalian dan pilih data-data yang harus dihapus apabila sudah tidak digunakan lagi. Walaupun hal kecil, gerakan ini tentunya akan membantu perubahan lingkungan menjadi lebih baik. 

Pemanasan global yang semakin meningkat haruslah dihadapi dengan serius. Kalian dapat mengambil langkah mudah seperti membersihkan penyimpanan gadget untuk membantu pengurangan peningkatan suhu bumi saat ini. Selain itu, kalian juga dapat menghindari penggunaan single-use knowledge (informasi sekali pakai). 

Dilansir dari CNN News, mereka mengatakan bahwa "Single-used knowledge mungkin menjadi faktor utama untuk maju ke depan karena ia membantu pembuat keputusan untuk bekerja cepat. Namun ia juga bisa mengerek kepada belajar yang hanya di permukaan dan terlalu bergantung kepada teknologi, yang pada akhirnya membuat volume dark data secara signifikan."

Baca juga: Ini 10 Bank Digital yang Paling Banyak di Pakai di Indonesia!

(LA) 

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar