Foto: Gershom/Handout via Getty Images
Teknologi.id - Elon Musk, miliarder terkemuka dan inovator ulung, belakangan ini menjadi pusat perhatian setelah menerima undangan yang tak biasa dari kelompok militer Palestina, Hamas.
Undangan ini mengajak Musk untuk mengunjungi Jalur Gaza guna melihat langsung dan mengevaluasi situasi yang tengah terjadi di wilayah tersebut.
Tawaran ini muncul dalam konteks kunjungan Musk ke Israel, di mana dia bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengunjungi kibbutz yang menjadi target serangan oleh anggota Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Baca Juga: Elon Musk Dapat Undangan dari Hamas untuk Melihat Dampak Serangan Israel
Elon Musk Menolak Mengunjungi Gaza
Saat mengunjungi Israel, Musk secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap negara tersebut. Namun, kunjungan ini juga diwarnai oleh kontroversi terkait dugaan Musk mendukung pos antisemitik di platform X, yang mengakibatkan kritik tajam di negaranya sendiri.
Osama Hamdan, pejabat senior Hamas, menyampaikan dalam konferensi pers di Beirut, "Kami mengundangnya untuk mengunjungi Gaza agar dapat melihat sejauh mana pembantaian dan kerusakan yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas."
Namun, Elon Musk menolak undangan tersebut dengan alasan bahwa situasi di Jalur Gaza tidak aman untuk dikunjungi pada saat itu.
Seems a bit dangerous there right now, but I do believe that a long-term prosperous Gaza is good for all sides
— Elon Musk (@elonmusk) November 28, 2023
Starlink dan Dilema Koneksi di Gaza
Foto: Getty Images
Musk sebelumnya telah mengumumkan bahwa proyek internet satelitnya, Starlink, akan menyediakan konektivitas untuk Jalur Gaza. Ini menjadi langkah signifikan mengingat serangkaian serangan udara oleh Pasukan Pertahanan Israel yang telah mengganggu layanan telepon dan internet di wilayah tersebut.
Namun, selama kunjungannya ke Israel, Musk mengubah pendiriannya dan menyatakan bahwa satelit-satelit Starlink tidak dapat beroperasi di Gaza tanpa persetujuan dari Kementerian Komunikasi Israel, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera.
Kontribusi X untuk Penyelesaian Konflik
Sebagai langkah kemanusiaan, Musk mengumumkan bahwa X, perusahaan yang dipimpinnya, akan menyumbangkan pendapatan iklannya kepada Palang Merah/Pertengahan di Gaza, yang saat itu tengah dilanda perang, serta rumah sakit di Israel untuk membantu korban konflik yang berkepanjangan.
Minggu lalu, Musk juga menyatakan bahwa X berkomitmen untuk menyumbangkan pendapatan iklannya kepada Palang Merah/Pertengahan di Gaza yang saat itu dilanda perang, serta rumah sakit di Israel untuk membantu korban konflik yang berkepanjangan.
Kontroversi dan Dampaknya pada X
Kontroversi yang melibatkan Musk semakin memanas seiring meningkatnya kekhawatiran dari sejumlah pengiklan. Laporan dari Media Matters mengungkapkan bahwa iklan dari beberapa perusahaan ditampilkan bersama konten yang memuji Nazi dan mengandung ujaran kebencian di platform X, memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
"Dalam menghadapi tuduhan tersebut, Musk dihadapkan pada kritik karena dianggap memperparah ketegangan melalui unggahan-ungahannya, termasuk dukungan terhadap teori konspirasi antisemit," tambah sumber yang mengetahui perkembangan terbaru.
Tindakan Responsif dan Dukungan Israel
Dalam responsnya, sejumlah perusahaan terkemuka memutuskan untuk menghentikan iklan mereka di platform X sebagai bentuk protes terhadap konten yang kontroversial tersebut. "Mereka yang berniat membunuh harus dinetralisir," ujar Musk selama kunjungannya ke Israel. "Propaganda yang melatih orang untuk menjadi pembunuh di masa depan harus dihentikan. Dan kemudian, membuat Gaza makmur. Jika itu terjadi, saya pikir itu akan menjadi masa depan yang baik."
Baca Juga: Usai Berkunjung, Elon Musk Dukung Israel Lawan Hamas di Jalur Gaza
Kunjungan Musk ini juga berlangsung di tengah gencatan senjata selama empat hari, yang bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran sandera dan distribusi bantuan yang sangat dibutuhkan di Jalur Gaza.
Hamas, sementara itu, telah menyerukan kepada Amerika Serikat untuk "meninjau hubungan dengan Israel dan menghentikan pasokan senjata kepada mereka." Selain itu, mereka juga meminta komunitas internasional untuk mengirimkan tim khusus guna membantu mengeluarkan mayat dari reruntuhan, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera.
Dengan berbagai peristiwa dan perkembangan terbaru, perhatian terus tertuju pada Elon Musk dan dampaknya terhadap dinamika konflik di Timur Tengah.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(anta)
Tinggalkan Komentar