Lawan Dominasi GoPay, Ovo dan Dana Sepakat Merger?

Teknologi.id . June 14, 2020

Foto: Uzone.id


Teknologi.id - Ovo dan Dana disebut-sebut telah bersepakat untuk merger alias menggabungkan kedua perusahaan.

Kabar kesepakatan mergernya kedua startup fintech tersebut dilaporkan oleh Bloomberg, Minggu (14/6), yang mendapat bocoran dari sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya.

Mergernya Ovo dan Dana konon dilakukan demi meruntuhkan kedigdayaan GoPay dalam pasar pembayaran digital sekaligus untuk mengurangi strategi "bakar uang".

Baca juga: Adobe Photoshop Camera, Aplikasi Kamera yang Dilengkapi AI Kini Tersedia di Play Store

Meski sudah bersepakat, sumber tersebut melaporkan bahwa penandatanganan kesepakatan harus tertunda karena pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia.

Kedua perusahaan dikabarkan masih terus membahas sejumlah rincian bisnis kesepakatan tersebut, sehingga seluruh persyaratan maupun waktunya pun masih dapat berubah sewaktu-waktu.

Tanggapan Ovo

Menanggapi kabar tersebut, Head of Public Relations Ovo, Sinta Setyaningsih menyebut bahwa pihaknya masih belum bisa memberikan pernyataan terkait rumor yang beredar.

"Saat ini kami belum bisa memberikan tanggapan terkait rumor yang ada di market," ungkap Sinta sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (14/6/2020).

Ovo, Dana, dan GoPay merupakan tiga pemain besar dalam pasar fintech di Indonesia. Ketiganya ditopang oleh pemodal asing yang juga memiliki reputasi besar.

Ovo merupakan bagian dari Softbank Group yang juga didukung oleh Grab Holdings Inc. Dana ditopang oleh afiliasi dari Alibaba Group Holding Ltd.

Baca juga: Bukalapak Buka 24 Lowongan Kerja, Cek Segera di Sini

Sementara GoPay yang merupakan bagian dari Gojek dimodali oleh sejumlah pemodal besar mulai dari Grup Djarum, PayPal, hingga Facebook Inc.

Berdasarkan riset Ipsos pada Februari lalu, GoPay saat ini masih menjadi dompet digital yang paling tinggi peminat dengan pangsa pasar mencapai 58 persen peminat, jauh meninggalkan saingan terdekatnya OVO 29 persen, disusul Dana 9 persen, dan LinkAja 4 persen.

Bila benar-benar terwujud, kesepakatan merger ini nantinya juga akan membantu Grab untuk bersaing dengan Gojek di Indonesia, khususnya dalam layanan pembayaran digital.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar