Drone milik Korea Utara yang ditemukan jatuh di Korea Selatan
Foto: Liputan6
Teknologi.id – Otoritas militer Korea Utara baru-baru ini, berhasil
melakukan tes pengintaian dan penggunaan ofensif "miniatur drone tak
berawak".
Dikutip Daily NK, seorang sumber
melaporkan bahwa tes dijalankan selama tiga hari dari 10 April di fasilitas
pengujian di Distrik Banghyun di kota Gusong, Provinsi Pyongan Utara.
Peneliti, insinyur, dan pejabat
lain dari Departemen Industri Senjata, Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, dan
Biro Peninjau Senjata Kementerian Pertahanan mengamati tes tersebut.
Otoritas militer menyelesaikan tes pada 15 April saat ulang tahun Kim Il Sung, dan memberi tahu kepemimpinan negara pada 14 April bahwa mereka telah melakukan "tes stabilisasi data taktis dan teknis akhir yang sukses" dari drone.
Baca juga: Ini Keunggulan Drone Tempur Milik Iran, Kaman-22
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un
menyebut perkembangan perangkat canggih ini menjadi "tugas penting"
bagi negara tersebut selama Kongres Partai Kedelapan, diselenggarakan pada
Januari lalu.
Pimpinan militer tampaknya sangat
terdorong oleh uji coba yang berhasil tersebut. Kim Jong Un dilaporkan
menyerahkan "pesan bersyukur" yang ditandatangani secara pribadi.
Yang mengatakan bahwa tes yang
berhasil "membangun landasan lain untuk mempromosikan kemajuan dan kekuatan
Tentara Rakyat Korea."
Keberhasilan ini kabarnya akan diteruskan dalam wujud pengembangan terbaru selama lima tahun ke depan.
Otoritas militer secara khusus menekankan fakta bahwa negara tersebut telah menyelesaikan pengembangan drone yang mampu melakukan serangan "bunuh diri" yang tepat terhadap pasukan musuh.
Baca juga: Pemilik Drone Wajib Daftar di Aplikasi SIDOPI Milik Kemenhub
Sumber tersebut juga mencatat
bahwa otoritas militer Korea Utara mulai memproduksi drone yang berhasil diuji
setelah 15 April.
Tujuannya untuk menempatkan drone
pengintai dan penyerang di lapangan pada November tahun ini.
Sementara itu kekhawatiran akan
keahlian alutsista negara pimpinan Kim Jong Un tersebut telah membuat Amerika Serikat (AS), Korea
Selatan (Korsel), dan Jepang khawatir.
Bahkan ketiganya sempat memberi
sanksi ekonomi terhadap Pyongyang yang makin berkeras untuk mengembangkan
kemampuan rudal balistik antar benua.
(fpk)
Tinggalkan Komentar