Ini Daya Listrik yang Digunakan untuk Jaringan Bitcoin

Fabian Pratama Kusumah . March 02, 2021

Foto: Kompas

Teknologi.id- Mata uang kripto yang salah satunya adalah Bitcoin, kini sangat diminati banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Bitcoin sendiri dihasilkan melalui pemecahan soal matematika yang melibatkan serangkaian perhitungan algoritma rumit di komputer atau disebut dengan mining.

Dalam dunia Bitcoin, dikutip dari Kompas hari Selasa 02 Maret 2021, mining atau "menambang" adalah sebutan bagi pemilik komputer yang rela menyalakan perangkatnya untuk bantu mencatat dan mengamankan seluruh transaksi yang terjadi di jaringan Bitcoin di seluruh dunia dengan membentuk rangkaian blockchain.

Baca juga: Huawei Bakal Rambah Industri Mobil Listrik?

Bisa dibilang bahwa para penambang atau disebut dengan miner adalah tulang punggung jaringan Bitcoin yang bersifat terdesentralisasi.

Para miner yang terhubung dengan jaringan Bitcoin secara otomatis akan mendapatkan imbalan berupa keping Bitcoin, setiap kali block baru ditambahkan ke blockchain untuk mencatat transaksi.

Untuk menambah block, komputer para penambang menyelesaikan puzzle algoritma matematika. Daya komputasi yang digunakan dalam memecahkan puzzle ini biasa diukur dengan satuan hash rate.

Tidak semua komputer bisa dipakai untuk melakukan kegiatan yang disebut "menambang" Bitcoin ini. Miner membutuhkan komputer dengan hardware lebih bertenaga yang bisa menyelesaikan proses penambangan dengan lebih cepat.

Baca juga: Cara Amankan Email Kamu Agar Tidak Terlacak Pengiklan

Proses penambangan (mining) Bitcoin pun membutuhkan daya komputasi besar dan energi listrik yang tidak sedikit. Pertanyaannya, berapa daya listrik yang dibutuhkan oleh jaringan Bitcoin di seluruh negara?

Belakangan, banyak yang sudah beralih memakai komputer berbasis Application-Specific Integrated Circuit (ASIC) yan lebih efisien dalam melakukan mining.

University of Cambridge menggunakan model pendekatan berdasarkan ketersediaan mining rig ASIC di pasaran dan tingkat efisiensinya untuk memperkirakan berapa besar energi listrik yang digunakan oleh jaringan Bitcoin secara global.

Dari sini diperoleh gambaran bahwa konsumsi listrik komputer-komputer di jaringan Bitcoin saat ini kira-kira sebesar 130 terawatt-hour (TWh) per jam.

Baca juga: 5 Teknologi Militer Ini Sangat Canggih Namun Tak Berguna

Sebagai catatan, bahwa jumlah tersebut hanya mewakili perkiraan untuk Bitcoin saja, belum termasuk mata uang kripto lain seperti Ethereum, Dogecoin, dan lain-lain.

Artinya, konsumsi energi listrik oleh keseluruhan jaringan mata uang kripto kemungkinan jauh lebih besar.

Sedangkan perkiraan University of Cambridge, pada Maret 2019, konsumsi listrik jaringan Bitcoin berada di kisaran 65 TWh.

Melihat pesatnya peminat bitcoin, tentu saat ini angka tersebut sudah lebih meningkat, bahkan bisa dua kali lipat.

(fpk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar