Baca juga: Persiapan Jaringan 5G Matang, Kampanye Pilpres 2024 Bisa Gunakan Hologram
Disebutkan oleh Ismail, saat ini pemerintah sedang dalam tahap mengkaji sebelum mengimplementasikan teknologi jaringan masa depan tersebut. Ada empat hal yang tengah dikaji pemerintah, yaitu momentum yang tepat untuk masuk ke pasar, mendorong infrastructure sharing, meminta operator menyiapkan model bisnis inovatif dan bermanfaat buat masyarakat, serta terakhir kolaborasi dan perluasan. "Lalu, kami juga mendorong infrastructure sharing untuk menekan 40% cost karena 5G ini terkait akses jaringan. Sebelum 5G, kami ingin melihat formulasi demand, supply, dan ekosistemnya harus dipertimbangkan secara keseluruhan," tutur Ismail.
Baca juga: Xiaomi Mi 9 Pro 5G Resmi Dirilis, Ini Spesifikasi dan Harganya
Tak sekadar ikut tren
Ismail menegaskan, pemerintah tidak mau sekadar mengikuti tren 5G yang didorong pemanfaatannya oleh negara-negara produsen dari jaringan 5G ini diproduksi. "Kita nggak mau (implementasi) 5G, kalau nggak jadi tuan rumah (di negeri sendiri). Kita punya pasar besar, permintaan besar", ungkapnya. Memang seperti yang diketahui, hingga saat ini negara yang menerapkan jaringan generasi kelima tersebut masih bisa dihitung dengan jari, di antaranya Korea Selatan, Inggris, China, Swiss, dan Amerika Serikat. Cakupannya pun belum luas. "Jangan sampai kita hanya belanja, dimanfaatkan, dan seterusnya, tetapi tidak bisa jadi tuan rumah," pungkasnya. (dwk)
Tinggalkan Komentar