Teknologi.id - Dalam pameran senjata IDEX 2021 yang diadakan pekan lalu, perusahaan asal China, Huaqing Innovation memamerkan drone militer baru berukuran mungil yang berbobot 35 gram dan panjangnya 17 cm.
Drone terbaru China itu didesain untuk menjadi rival drone tempur mini Black Hornet Nano yang saat ini digunakan oleh militer Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari South China Morning Post, Kamis (4/3/2021), drone mungil tersebut diberi nama Fengniao, atau memiliki arti Hummingbird (burung kolibri).
Baca juga: 6 Hal yang Membuat Militer China Sangat Kuat dan Disegani
Keunggulan drone mikro Fengniao
Fengniao disebut mampu mengirimkan gambar definisi tinggi atau rekaman real time pada jarak lebih dari 2 km.
Drone Fengniao diketahui 18 gram lebih berat dari Black Hornet Nano yang memiliki panjang 10 cm. Black Hornet Nano dibuat oleh Prox Dynamics Norwegia dan digunakan militer AS sejak 2012.
Meski demikian, Fengniao dapat mengirimkan gambar dari jarak 400 meter lebih jauh. Keduanya memiliki waktu operasi yang kurang lebih sama, yaitu sekitar 25 menit.
Selain itu, baterai Fengniao bisa diganti setelah penerbangan usai, tidak seperti Black Hornet yang harus menunggu untuk diisi ulang.
Fengniao memiliki kombinasi kamera yang memungkinkan gambar panorama diambil pada ketinggian yang relatif tinggi. Drone mungil buatan China ini juga mendukung kamera thermal untuk penglihatan malam hari.
Fitur unggulan lain yang hadir di Fengniao termasuk sensor laser di empat sisi untuk membantunya mendeteksi dan menghindari rintangan.
Laser tersebut juga mendukung tautan data jaringan, yang berarti dapat digunakan sebagai bagian dari armada hingga 16 drone dalam sebuah misi.
Dengan sistem itu, drone Fengniao dapat dikendalikan melalui smartphone dengan aplikasi khusus. Ini juga memberikan keunggulan signifikan dari Black Hornet yang cenderung lebih kuno.
Baca juga: 5 Peralatan Perang Buatan Indonesia yang Jadi Rebutan Dunia
Drone mungil ini dapat digunakan di berbagai bidang, seperti pengawasan dan patroli keamanan publik, serta memeriksa tempat-tempat berbahaya semacam gudang kimia dan jaringan pipa yang sulit dijangkau.
Huaqing Innovation mengungkapkan bahwa kecanggihan yang dimiliki Fengniao disebut telah menarik minat dari negara-negara Timur Tengah.
Sebagai informasi, sejauh ini Timur Tengah memang menjadi pasar utama untuk produk kendaraan udara tak berawak (UAV) buatan China.
(dwk)
Tinggalkan Komentar