
Teknologi.id - ByteDance, perusahaan induk TikTok dan CapCut, dikabarkan tengah mempersiapkan peluncuran versi baru aplikasi editing video populernya: CapCut US. Langkah ini diambil untuk mematuhi regulasi pemerintah Amerika Serikat yang mewajibkan pemisahan kepemilikan (spin-off) bagi aplikasi asal China yang dianggap berisiko terhadap keamanan data warga AS.
Baca juga: Cara Edit Video Blur di CapCut Melalui Ponsel
CapCut: Andalan Kreator Konten Global
CapCut bukan nama asing di kalangan pengguna media sosial. Mulai dari influencer, kreator konten profesional, hingga pengguna kasual, mereka mengandalkan CapCut berkat fitur-fitur unggulannya seperti template siap pakai, efek sinematik, hingga integrasi langsung dengan TikTok.
Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan China membuat aplikasi asal China seperti TikTok dan CapCut berada di bawah sorotan tajam.
CapCut US: Spin-Off untuk Hindari Pemblokiran
Menurut laporan Business Insider yang mengutip dokumen internal ByteDance, perusahaan tersebut sedang menyiapkan CapCut US sebagai entitas terpisah dari CapCut global. Tujuannya adalah merespons tekanan regulator AS dan menghindari potensi pemblokiran aplikasi seperti yang mengancam TikTok.
CapCut US dirancang memiliki kepemilikan dan pengelolaan yang berbeda, serta terpisah dari sistem induk ByteDance di Tiongkok. Ini merupakan bagian dari upaya mematuhi regulasi "divest-or-ban law", kebijakan pemerintah AS untuk melindungi data warga negaranya dari potensi akses pihak asing, terutama dari China.
Dominasi CapCut di Pasar AS
CapCut saat ini menjadi aplikasi nomor satu dalam kategori foto dan video di App Store AS, dan telah diunduh lebih dari 1 miliar kali di Google Play Store. Aplikasi ini bahkan mengungguli tools editing buatan perusahaan teknologi besar asal AS seperti Instagram dan YouTube.
Tak heran jika mulai dari seleb TikTok hingga pemilik bisnis kecil, banyak yang memilih CapCut sebagai solusi cepat dan efisien untuk membuat konten berkualitas hanya lewat ponsel.
ByteDance, TikTok, dan Campur Tangan Politik
Rencana spin-off CapCut US sejalan dengan strategi ByteDance untuk membentuk TikTok versi AS yang terpisah secara hukum dan teknis dari induk di China. Beberapa laporan menyebutkan ByteDance tengah bernegosiasi dengan konsorsium investor AS seperti Oracle Corp, Blackstone Inc., dan Andreessen Horowitz untuk mengakuisisi operasi TikTok di Amerika.
Mantan Presiden AS, Donald Trump, bahkan mengklaim bahwa “sebuah kesepakatan telah tercapai,” meski kemudian bantahan datang dari ByteDance yang menyebut kabar tersebut tidak berdasar.
Pernyataan Trump ini kembali menegaskan bahwa konflik data dan teknologi antara AS dan China masih jauh dari selesai. TikTok, CapCut, dan aplikasi lainnya kini menjadi bagian dari pertarungan geopolitik digital antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Apa Dampaknya bagi Pengguna?
Peluncuran CapCut US bisa menjadi strategi bertahan paling realistis bagi ByteDance di tengah tekanan keras dari regulator AS. Selain melindungi aset digital dari pemblokiran, strategi ini membuka peluang kolaborasi dengan investor lokal.
Bagi pengguna, tak perlu khawatir. Pengalaman menggunakan CapCut kemungkinan besar akan tetap sama, meskipun dengan nama dan manajemen yang berbeda. CapCut US diharapkan bisa menjadi solusi yang menjaga akses kreator AS terhadap tools favorit mereka, sembari menjawab kekhawatiran pemerintah soal keamanan data.
Baca juga: Cara Mudah Bikin Subtitle Otomatis di Capcut
CapCut US dan Era Baru Aplikasi Global
Langkah ByteDance ini bisa menjadi pertanda dimulainya era baru bagi industri aplikasi global, di mana popularitas saja tidak cukup. Platform digital kini harus siap menyesuaikan diri dengan dinamika geopolitik agar tetap bisa beroperasi di berbagai negara.
CapCut US bukan sekadar rebranding, melainkan sinyal kuat bahwa dunia digital kini tak hanya dikendalikan oleh teknologi—tetapi juga oleh politik.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)

Tinggalkan Komentar