Teknologi.id - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan alat bantu pernapasan yang bernama Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter untuk menghadapi kabut asap.
Alat ini akan dikirimkan kepada warga di Riau dan Palangkaraya yang terkena paparan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Selain dibagikan, nantinya warga juga akan diberi pelatihan untuk membuat alat tersebut agar bisa memperbanyak sendiri sesuai kebutuhan.
Salah satu perancang masker khusus, dr Darmawan Ismail Sp. BTKV mengatakan, bahwa masker biasa masih belum cukup ampuh untuk digunakan menghadapi kabut asap yang cukup pekat.
Ia mengatakan, alat bantu pernafasan Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter mulai diciptakan tahun 2015, sudah dilakukan ujicoba dan hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan menggunakan masker biasa. Artinya udara yang dihirup ketika menggunakan alat tersebut lebih bersih.
Tim akan berangkat ke Riau pada hari ini, Kamis (19/9/2019) dengan jumlah 15 orang. Setelah itu, tim bergeser ke Palangkaraya. Ketika berada di Riau, tim dari UNS akan bekerjasama dengan FK Universitas Riau.
“Tim akan memberikan pelatihan di sana (Riau dan Palangkaraya), sehingga warga bisa membuat alat ini. Cara membuat cukup mudah serta bahan yang digunakan mudah didapat. Dan tentunya biaya pembuatan sangat murah yaitu per unitnya sekitar Rp25.000,” imbuhnya.
Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter itu berbentuk kotak yang terbuat dari mika transparan. Kotak tersebut berfungsi sebagai penyaring udara. Kotak itu didesain sedemikian rupa sehingga bisa dicangklong seperti layaknya ransel.
“Kita desain seperti tas, ada yang bentuknya ransel di belakang, tas samping kemudian ada selang yang menghubungkan sampai hidung,” ujarnya. Bahkan ada yang didesain memiliki selang dua untuk ibu dan anak jika masih digendong.
Mekanisme kerja dari alat ini yaitu udara yang dihirup masuk ke kotak humidifier melewati filter depan yang dilembabkan dengan air dan detergen sehingga berfungsi sebagai penyaring, aroma theraphy, dan detergen bekerja sebagai pengikat karbon atau penyaring.
Kemudian udara yang sudah bersih lantas bisa dihirup melalui selang. Terdapat katup agar udara yang dihirup terpisah dengan udara yang dibuang. Lalu udara kotor dibuang melalui katup bagian atas dari masker dan keluar dari sistem SUNS (tidak bercampur).
Menurut Darmawan, masker itu tidak hanya bisa digunakan oleh masyarakat di daerah yang terpapar kabut asap. Petugas yang memadamkan api juga bisa menggunakan alat tersebut.
“Bagi petugas pemadam kebakaran juga bisa karena ada yang bentuknya ransel belakang,” kata Darmawan.
(dwk)
Tinggalkan Komentar