Foto: Unsplash
Teknologi.id – Jika bicara mengenai teknologi
suara, kebanyakan orang akan langsung berpikir ke Alexa dari Amazon, Siri dari
Apple atau Cortana dari Microsoft. Selain itu, kecerdasan buatan atua AI saat
ini semakin terintegrasi di kehidupan manusia sehari-hari. mereka hanyalah satu
penggunaan teknologi suara dan
kebanyakan dirancang untuk orang dewasa.
Startup teknologi asal Irlandia bernama
SoapBox Labs, ingin mengubah hal tersebut. Perusahaan yang berbasis di Dublin
ini tengah mengembangkan teknologi pengenalan suara yang dibuat khusus untuk
anak-anak.
Rupanya teknologi ini telah digunakan
di berbagai aplikasi, mulai dari mainan hingga aplikasi pendidikan.
Alih-alih mengubah teknologi suara yang telah ada di pasaran,
SoapBox membangun mesin suaranya sendiri. Sistem ini berfokus pada anak-anak
berusia dua hingga 12 tahun.
Suara dikumpulkan dari pidato di lingkungan bising dunia nyata, dapur, ruang kelas, dan mobil, dari anak-anak dari segala usia, aksen dan dialek, dengan total 192 negara asal.
Baca juga: Kecerdasan Buatan 'Super Human' Untuk Kuasai Dunia Teknologi
SoapBox sendiri menjual teknologinya dan
berhasil mengumpulkan lebih dari 12 juta dolar AS dalam pendanaan sejak
didirikan pada tahun 2013. Mereka telah menarik lebih dari 50 klien dari
seluruh dunia.
“Mesin ini bertindak sebagai "orang
dewasa yang membantu," segera menanggapi anak dan memberi mereka satu-satu
waktu, dan juga dapat membantu untuk merekam kemajuan anak dan memberikan umpan
balik kepada guru atau orang tua,” ucap Patricia Scanlon, pendiri SoapBox.
Teknologi SoapBoc ini juga digunakan
oleh pengembang mainan dan perusahaan gim yang ingin membuat mainan dengan
suara yang dapat menciptakan obrolan yang baik dengan anak, atau pengalaman
virtual yang imersif.
Scanlon percaya teknologi ini akan meningkatkan keterlibatan, baik dalam pendidikan atau permainan.
SoapBox menjelaskan bahwa mereka tidak
mengidentifikasi pengguna dalam sistemnya dan data suaranya tak akan pernah dibagikan,
apalagi dijual kepada pihak ketiga. Data itu juga tidak akan digunakan untuk
mendukung aktivitas pemasaran dan periklanan.
"Kami menghormati hak privasi digital anak-anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa," tegas Scanlon.
(MIM)
Tinggalkan Komentar