Pertimbangan Perpanjangan Durasi 10 Menit oleh TikTok

Abigail Loudikia . February 24, 2022

Foto: Unsplash


Pada 2021, TikTok mengumumkan perpanjangan durasi video dari 1 menit menjadi 3 menit. Lebih lagi, sejak Agustus lalu TikTok kembali menambah durasi videonya menjadi 5 menit.

Tidak sampai di sana saja, dikutip dari 9to5Mac pada Rabu (23/2/2022), TikTok kembali menguji coba video berdurasi 10 menit untuk sekelompok kecil pengguna.

Dilansir dari Liputan6.com, perubahan ini dilakukan mengingat kompetitor TikTok sebelumnya merilis versi layanan video pendek masing-masing. Instagram misalnya, merilis Reels.

Snapchat punya Spotlight dan YouTube memiliki Shorts. Semua platform tersebut menghadirkan video berdurasi singkat, yakni satu menit.

Layanan video berdurasi singkat saat ini memang sedang populer. Perusahaan analisis video Conviva mencatat, 12 persen video di YouTube pada 2021 memiliki durasi kurang dari satu menit.

Kini, TikTok berupaya untuk dengan berupaya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.


Baca juga: Cara Menghilangkan Watermark TikTok Tanpa Aplikasi


Pengguna Lebih Suka Video Singkat


Sebelumnya, Wired melaporkan beberapa informasi yang diberikan oleh perwakilan TikTok setelah melakukan survei terhadap setengah penggunanya.

Hasilnya terungkap, pengguna enggan menonton video dengan durasi lebih dari satu menit. Namun, TikTok menganggap penggunanya tidaklah benar.


Baca juga: Cara Dapat Uang dari Tiktok yang Mudah Dilakukan Pemula

Demi Pendapatan Iklan


Meski konsumen lebih menyukai video dengan durasi panjang, TikTok tetap memperpanjang durasi. Mengutip 9to5Mac, motivasi TikTok mempertimbangkan durasi video panjang adalah meningkatkan pendapatan.
Pasalnya, makin panjang durasi video, ada makin banyak iklan yang bisa dijual.

"Pada akhirnya, jika video lima menit membantu TikTok meningkatkan waktu tonton rata-rata pengguna selama beberapa detik, pengiklan tradisional mungkin merasa mereka memiliki lebih banyak kebebasan. Teknologi selalu mencari pendapatan sebanyak mungkin," kata pakar industri Karyn Spencer.


(ALH)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar