Foto: Wired
Teknologi.id - Saat kita masih kecil, tentu kita belajar bagaimana caranya berdiri setelah jatuh dan akhirnya dapat berjalan dengan kedua kaki kita sendiri. Kamu bisa melakukan hal-hal tersebut karena mendapat dorongan dari orang tuamu, tetapi sebagian besar, kamu belajar melalui coba-coba.
Anjing robot seperti Spot dan Atlas dari Boston Dynamics tidak perlu diajari untuk berjalan. Mereka dapat dengan sendirinya berjalan dan menari. Hal ini dapat terjadi karena kedua anjing robot itu diberi kode untuk menangani tugas yang diberikan kepada mereka.
Hasilnya bisa mengesankan, tetapi juga bisa membuat mereka tidak dapat beradaptasi dengan situasi yang tidak tercakup oleh perangkat lunak di dalam mereka. Tim peneliti gabungan dari Universitas Zhejiang dan Universitas Edinburgh mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan cara yang lebih baik.
Dalam sebuah makalah baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Science Robotics, mereka memberikan penjelasan mengenai pendekatan penguatan AI yang mereka gunakan untuk memungkinkan robot mirip anjing mereka, Jueying, agar belajar cara berjalan dan berdiri ketika jatuh sendiri.
Foto: Engadget
Dilansir dari Wired dan Engadget, tim ini pertama kali melatih perangkat lunak yang dapat memandu versi virtual robot. Hal itu terdiri dari delapan "ahli" AI yang mereka latih untuk menguasai keterampilan tertentu. Misalnya, yang satu menjadi lancar berjalan, sementara yang lain belajar cara menyeimbangkan.
Setiap kali robot digital berhasil menyelesaikan tugas, tim memberikan hadiah dalam bentuk poin virtual. Mungkin beberapa dari kalian tidak asing dengan hal tersebut, karena baru-baru ini Google juga menggunakan pendekatan yang sama untuk melatih algoritma MuZero yang inovatif.
Setelah berhasil melatih delapan ahli AI, mereka mengembangkan jaringan tambahan untuk bertindak sebagai semacam kepala pelatih. Ini akan mengelola masukan dari delapan algoritme lainnya, memprioritaskan satu atau lebih sesuai kebutuhan dalam situasi tertentu.
Baca juga: Robotic Vacuum Cleaner Ini Berteknologi Augmented Reality
Mereka kemudian memindahkan perangkat lunak mereka ke salah satu prototipe dan mengujinya. Saat mereka menendang dan mendorong anjing robot itu ke tanah, ia bangkit kembali dan mulai berjalan lagi.
Zhibin Li, salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan kepada Wired bahwa tujuan penelitian tim mereka adalah untuk menciptakan mesin yang lebih cerdas, yang mampu menggabungkan keterampilan fleksibel dan adaptif dengan cepat, untuk menangani berbagai tugas berbeda yang mereka miliki belum pernah terlihat sebelumnya.
Namun, mungkin perlu beberapa saat sebelum kita melihat Jueying dan Spot sparring untuk penghargaan anjing robot terbaik. Salah satu tantangan yang dihadapi tim ini adalah mengurangi jumlah daya komputasi yang diperlukan untuk mensimulasikan pelatihan robot. Mereka perlu melakukan itu agar lebih berguna untuk aplikasi praktis.
(bal)
Tinggalkan Komentar