Kisah Tomy Yunus Dirikan Cakap demi Bantu Anak Bangsa Fasih Berbahasa Asing

Ahmad Naufal Tsani Azizy . October 30, 2023

Foto: Tomy Yunus Tjen

Teknologi.id - Di era disrupsi digital, penguasaan bahasa asing menjadi keterampilan yang sangat penting untuk mengembangkan diri dan berkompetisi di dunia pendidikan dan kerja.

Untuk itu, banyak profesional yang mencari kursus bahasa asing setelah bekerja. Salah satu startup di Indonesia yang fokus pada pendidikan bahasa asing adalah Cakap.

Dalam artikel ini, kita akan membahas perjalanan pendiri Cakap, Tomy Yunus, dan bagaimana visinya untuk mempersiapkan anak-anak bangsa menjadi fasih berbahasa asing.

Awal Mula Cakap

Cakap adalah startup pengembang aplikasi edukasi teknologi yang didirikan oleh Tomy Yunus dan Yohan Limerta pada tahun 2014.

Ide bisnis Cakap berawal dari pengalaman pribadi Tomy Yunus yang baru belajar bahasa asing di usia 23 tahun. Dia merasa bahwa banyak teman-temannya tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar bahasa Mandarin sejak dini karena biaya kursus yang mahal.

Dari survei yang dilakukan, Tomy Yunus menemukan bahwa hanya sekitar 10 persen penduduk Indonesia yang menguasai bahasa asing, terutama Bahasa Inggris.

Dengan ambisi untuk membuat media pembelajaran bahasa asing yang terjangkau dan mudah diakses, Tomy Yunus dan Yohan Limerta memulai perjalanan mereka dengan mendirikan platform belajar bahasa asing bernama Squline.

Namun, mereka merasa bahwa nama Squline terdengar seperti merek buatan luar negeri, sehingga pada tahun 2019 mereka memutuskan untuk mengubah nama menjadi Cakap. Nama Cakap dipilih karena memiliki arti "kompeten" atau "terampil" dalam Bahasa Indonesia, yang sejalan dengan visi mereka untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.


Baca Juga: Rama Raditya, Tampung Keluhan Warga dengan Dirikan Qlue untuk Memajukan Kota

Tantangan dan Inovasi Cakap


Seperti banyak startup lainnya, Cakap juga menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses internet di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Selain itu, masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menyadari pentingnya pembelajaran bahasa asing di luar sekolah.

Dalam hal ini, Cakap harus mencari solusi yang dapat menghadirkan pembelajaran bahasa asing yang terjangkau dan menarik minat masyarakat.

Untuk mengatasi tantangan ini, Cakap menyediakan platform pembelajaran online interaktif dengan pendekatan baru. Mereka menghubungkan siswa dan tutor melalui teks dan video call, sehingga siswa dapat belajar bahasa asing dengan nyaman dari rumah. Selain itu, Cakap juga menawarkan harga yang terjangkau, sehingga lebih banyak orang dapat mengakses pembelajaran bahasa asing.

Pengembangan Cakap

Foto: Cakap

Cakap mulai dengan menawarkan kelas bahasa Mandarin dan Inggris pada tahun pertama mereka. Namun, setelah melihat minat anak muda terhadap bahasa-bahasa seperti Jepang dan Korea, Cakap juga membuka kelas untuk bahasa-bahasa tersebut. Bahasa Inggris tetap menjadi kelas yang paling diminati oleh murid-murid Cakap.

Tidak hanya fokus pada pembelajaran bahasa, Cakap juga menyediakan kursus untuk bidang-bidang lain seperti kewirausahaan, pemasaran, dan industri perhotelan. Mereka berusaha untuk menyediakan kursus yang sesuai dengan kebutuhan dan tren pasar, sehingga murid-murid Cakap dapat mendapatkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.

Dampak Positif Cakap

Cakap telah memberikan dampak positif bagi ribuan muridnya. Survei yang dilakukan menunjukkan bahwa 9 dari 10 siswa Cakap mengalami peningkatan tingkat kemahiran berbahasa.

Selain itu, lebih dari setengah dari mereka melaporkan bahwa pendapatan mereka meningkat setelah mengikuti kursus Cakap dan juga murid-murid Cakap juga melaporkan bahwa mereka merasa lebih percaya diri dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang.

Baca Juga: Hermanto Wie dan Henry Wirawan, 2 Bersaudara yang Sukses Dirikan Topremit

Masa Depan Cakap

Cakap memiliki visi yang ambisius untuk mempersiapkan 100 juta penduduk Indonesia agar bisa berbahasa asing pada tahun 2030.

Untuk mewujudkan visi ini, Cakap telah mengundang investor dan mitra strategis untuk mendukung pengembangan dan pertumbuhan mereka. Mereka juga terus mengembangkan kurikulum mereka agar sesuai dengan standar terbaru dan tren kebutuhan keterampilan.

Tomy Yunus berharap bahwa dengan adanya Cakap, anak-anak bangsa Indonesia akan memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan di era globalisasi.

Dia mendorong masyarakat untuk terus belajar bahasa asing, karena keterampilan ini dapat membuka peluang yang lebih luas dalam dunia kerja dan meningkatkan taraf hidup individu.

Pada kesimpulannya, Cakap adalah startup pendidikan teknologi yang fokus pada pembelajaran bahasa asing. Dengan pendekatan baru dalam pembelajaran online interaktif, Cakap telah membantu ribuan murid meningkatkan kemahiran berbahasa mereka. 

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(anta)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar