Teknologi.id - Nama Ars-Vita Alamsyah beberapa hari ini ramai menghiasi lini masa media-media di Indonesia. Siapa sih sebenarnya Ars-Vita Alamsyah?
Ars-Vita Alamsyah merupakan muslimah asal Indonesia yang mampu menorehkan prestasi di kancah internasional dengan menjadi wanita Indonesia pertama yang berprofesi sebagai insinyur di SpaceX, perusahaan antariksa milik orang terkaya dunia, Elon Musk.
Dilansir dari profil Ars-Vita di LinkedIn, dirinya bergabung dengan perusahaan yang berpusat di California, Amerika Serikat tersebut sejak Agustus 2021, dengan posisi sebagai Supply Chain Reliability Engineer II.
Sebagai Supply Chain Reliability Engineer II di SpaceX, pekerjaan Ars-Vita adalah melakukan asesmen pada rantai pasok, mengevaluasi kinerja pemasok pada seluruh lini bisnis, menginisiasi perkembangan proses, dan menjalankan project management. Selain itu, Ars-Vita juga memiliki tujuan untuk mewujudkan umat manusia sebagai spesies yang multi-planet.
Perjalanan Ars-Vita
Ars-Vita sendiri sejak kecil memang sudah bercita-cita ingin bekerja di dunia teknologi. Hal tersebut terinspirasi dari kakeknya yang sudah menjadi insinyur terlebih dahulu.
"Waktu kecil saya suka melihat bagaimana sesuatu dirakit dan dibuat. Saya sangat terinspirasi oleh kakek saya yang seorang insinyur mesin," kata Ars-Vita, seperti dikutip dari saluran YouTube VOA Indonesia, Kamis, 12 Mei 2022.
Dengan tekad dan semangat yang tinggi, Ars-Vita termotivasi untuk mengejar cita-citanya yang tinggi untuk menjadi Insinyur Mesin seperti kakeknya.
Usai menamatkan pendidikan SMA, Ars-Vita sempat mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), selama setengah masa periode kuliah. Ia kemudian pindah ke University of Maryland (UMD), AS, dengan mengambil program studi Mechanical (Teknik Mesin) pada 2015.
Pernah magang di NASA
Saat menjadi mahasiswa, Ars-Vita pernah mengikuti berbagai kegiatan sosial seperti Society of Women Engineers.
Pada November 2015, Vita juga pernah magang di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) selama satu bulan.
Sebelum lulus S1 pada 2017, ia juga pernah magang di Federal Aviation Administration (FAA) atau Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat, sebuah lembaga regulator penerbangan sipil Amerika.
Setelah menyelesaikan kuliah S1 di tahun 2017 dengan gelar Bachelor of Science, Ars-Vita memulai kariernya dengan bekerja di sebuah perusahaan teknologi pertahanan dan dirgantara AS Northrop Grumman selama tiga tahun (2017-2020).
Di Northrop Grumman, Ars-Vita dipercaya untuk memegang jabatan di bagian Project Management - Global Supply Chain; Project Management - Corporate Global Mobility; serta Project Management - Technology Service.
Ambisinya di bidang engineering tak hanya berhenti sampai disitu, Vita kemudian mengambil program S2 di MIT (Massachusetts Institute of Technology) jurusan Supply Chain Management di 2020 dan lulus satu tahun setelahnya, yakni 2021.
Selama menempuh pendidikan S2, ia berhasil menorehkan sejumlah prestasi lewat penghargaan dari Deloitte Case Competition dan IMSA Student Research Presentation di Supply Chain and Logistics Excellence (SCALE) Scholars Fellowship.
Selain berkecimpung di perkuliahan, masih di tahun yang sama, muslimah berhijab tersebut juga membangun komunitas online bernama Locanesia, yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar perjalanan dan destinasi di Indonesia.
Hijab tak menghalangi ambisi
Perjalanan pendidikan dan pengalamannya di Northrop akhirnya berhasil mengantarkan Ars-Vita hingga bisa bekerja sebagai insinyur di SpaceX.
Meski bekerja di sektor industri yang umumnya digeluti oleh pria, namun Ars-Vita merasa sangat percaya diri mempresentasikan wanita muslim di perusahaan antariksa, dia tidak takut meskipun penampilannya yang berhijab berbeda dengan yang lainnya.
Ars-Vita justru bangga memperkenalkan hijab pada lingkungan sekitarnya dan ia juga mempunyai kesempatan mengenalkan agama islam pada lingkungannya.
Selain itu, meskipun bekerja di SpaceX bukanlah target awal, Ars-Vita mengaku merasa keren bisa berkontribusi di SpaceX.
"Saya ingin menjadi bagian dari inovasi besar. Saya juga ingin mencoba menyelesaikan masalah yang kompleks, melihat perkembangan teknologi maju. Itu alasan saya ada di sini," tegas Ars-Vita.
(dwk)
Tinggalkan Komentar